RADARSEMARANG.COM, Semarang – Pemerintah Kelurahan Sarirejo, Kecamatan Semarang Timur giatkan program Jogo Tonggo. Jogo Tonggo dilakukan dengan sistem seperti pos ronda secara terjadwal untuk masing-masing RW.
Lurah Sarirejo Ismadi menjelaskan Jogo Tonggo dilakukan oleh lurah, bhabinkamtibmas, babinsa, ketua RW bersama seluruh ketua RT di wilayah RW tersebut. Secara bergilir dimulai dari pukul 19.00 sampai pukul 22.00, mereka mengedukasi masyarakat agar selalu mematuhi protokol kesehatan. Bila bertemu warga yang tidak memakai masker, maka akan diberi. “Jadi misal hari ini RW 2 yang jaga, besok RW 3,” katanya.
Ia mengajak ketua RW dan ketua RW agar selalu melayani masyarakat. Selain itu, program ini dapat merekatkan persaudaraan warga di wilayah Sarirejo.
“Jadi kerja untuk melayani masyarakat yang dilakukan ketua RT dan ketua RW itu dapat dirasakan oleh masyarakat,” jelasnya. Penyemprotan desinfektan, patroli PPKM dan penyaluran bantuan juga dilaksanakan dengan baik.
Ismadi menambahkan, potensi yang terkenal dari Sarirejo adalah sentra pembuatan tas dan sepatu di Kampung Leduwi. Ada sekitar 20 warga yang menjadi perajin tas dan sepatu. Pemasarannya tidak hanya di wilayah Semarang tapi juga luar kota. Bahkan sampai ke Bali.
Selain itu juga ada Kampung Ayam Goreng Tiber yang diyakini sebagai cikal bakal penjual ayam goreng di Semarang sejak 1980. Bengkel-bengkel pengecatan mobil juga banyak di Sarirejo.
Kelurahan Sarirejo berupaya dalam memulihkan perekonomian, yakni dengan melakukan pelatihan-pelatihan. “Kemarin sudah dilakukan pelatihan membuat tas. Rencananya akan ada pelatihan membuat ayam goreng,” ungkapnya.
Ia berharap melalui pelatihan-pelatihan tersebut, warga Sarirejo dapat memunculkan UMKM baru dan meluaskan pemasarannya ke luar daerah. “Jadi tidak usah takut lagi untuk berjualan, karena menggandeng MUI agar ayam gorengnya ada logo halalnya. Sehingga masyarakat semakin mengenal dan mantap pada produk yang ada di Sarirejo,” akunya. (fgr/ton)