RADARSEMARANG.COM, Semarang – Komisaris Utama (Komut) sekaligus Pemegang Saham Pengendali (PSP) BPR Arto Moro, Dr H Subyakto SH MH MM belum lama ini, mengunjungi kediaman kiai kharismatik, KH Ahmad Muwafiq alias Gus Muwafiq di Jombor, Yogyakarta.
Didampingi Pemegang Saham BPR Arto Moro Hj Ria Kusumawardhani SH M.Kn dan jajaran manajemen BPR Arto Moro, rombongan diterima Gus Muwafiq di pendopo kediamannya. Arti penting perbankan serta dialektika dan problematika seputar perbankan, menjadi salah satu topik pembicaraan hangat pertemuan yang hampir dua jam itu. Termasuk topik politik, sosial, sejarah, teknologi, media sosial, dikupas.
Subyakto dalam kapasitasnya sebagai pembina Arto Moro Community Club yang mayoritas anggotanya anak muda menyampaikan kegelisahannya. Banyak konten ceramah di medsos yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, baik isi maupun sosok penceramahnya. Ironisnya, itu dijadikan rujukan dan panutan.
“Gempuran media sosial yang banyak menampilkan ceramah-ceramah dengan materi dan sosok penceramah yang tidak dapat dipertangungjawabkan, wajib dikonter dengan sosok kiai yang betul-betul menguasai ilmu agama secara paripurna,” ucap Subyakto.
Menanggapi hal tersebut, Gus Muwafiq mengatakan, dakwah hendaknya dilakukan oleh ulama yang jelas asal usul dan keilmuannya. Dakwah di media sosial saat ini kebanyakan dilakukan oleh pendakwah yang tidak mempunyai tanggung jawab kepada siapapun. Tidak mewakili organisasi apapun. Umatnya adalah subscriber, bukan jamaah nyata.
“Jadi, kiai freelance itu memang ada. Black market religion memang ada, dan ada pasarnya. Penceramah di media sosial itu kan umatnya subscribe. Dia tidak mewakili siapa-siapa,” jelas Gus Muwafiq.
Terkait pertumbuhan dan capaian kinerja BPR Arto Moro, Gus Muwafiq mendoakan semoga kesukseskan BPR Arto Moro semakin membawa kebaikan bagi masyarakat. Di akhir silaturahmi, Subyakto menyampaikan undangannya agar ketika pandemi sudah terkendali, Gus Muwafiq berkenan memberikan ceramah di kantor BPR Arto Moro. (*/isk/ida)
