RADARSEMARANG.COM, Semarang – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang bantuan dan pendampingan kepada anak di Kota Semarang menjadi yatim maupun yatim piatu karena orang tuanya meninggal akibat terpapar Covid-19. Kali ini, menyasar anak-anak terdampak di tiga lokasi, yaitu Penggaron Kidul, Telogo Mulyo, dan Kemijen, Kota Semarang.
Kepala Disbudpar Kota Semarang, Indrayasari menyatakan, gerakan ini sebagai bentuk kepedulian Pemkot Semarang terhadap anak-anak terdampak Covid-19. “Banyak anak jadi yatim dan yatim piatu karena orang tuanya meninggal terpapar Covid-19. Mereka membutuhkan perhatian lebih, karena masa depan anak-anak itu masih panjang,” jelasnya, Minggu (15/8).
Menurutnya, Disbudpar tak sendiri dalam membantu anak-anak terdampak Covid-19. Wali Kota Semarang bersama dinas lainnya dan berbagai pihak juga ikut bergerak bersama. “Semua bergerak bersama untuk meringankan beban anak-anak terdampak Covid-19. Harapan kami lewat support yang diberikan, membuat anak-anak tetap semangat meraih cita-cita,” paparnya.
Adapun data Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Semarang, terdapat 407 anak menjadi yatim dan yatim piatu yang tercatat dan sudah diverifikasi. Berangkat dari pendataan, Pemkot menggelar gerakan sosial untuk anak-anak terdampak Covid-19.
Hingga kini ratusan anak itu sudah mendapat uluran tangan dari Pemkot Kota Semarang yang dibantu berbagai pihak. Beberapa waktu lalu, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, konsep gotong-royong diterapkan untuk meringankan beban anak-anak terdampak Covid-19.
“Dari total anak-anak yang terdata, separuhnya dibantu oleh para pengusaha, dan sisanya dibantu Pemkot secara patungan,” paparnya.
Ia menambahkan, konsep tersebut bakal jadi percontohan dalam upaya penanganan Covid-19 di Kota Semarang. “Konsep bergerak bersama akan terus kami tumbuh dan kembangkan, khususnya dalam penanganan persoalan yang sulit di tengah pandemi,” tambahnya. (zal/ida)