RADARSEMARANG.COM – Pandemi Covid-19 yang kunjung usai membuat Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi bekerja keras untuk mengampanyekan protokol kesehatan (prokes) hingga mematuhi peraturan dalam PPKM Level 4 yang berjalan saat ini. Banyaknya warga yang terdampak, membuat pria yang akrab disapa Hendi ini memimpin langsung penyaluran bantuan sembako ke rumah-rumah warga yang terdampak Covid-19. Ia tak segan blusukan ke rumah-rumah warga, sembari menengok warga yang tengah isolasi mandiri (isoman). Juga intens mengingatkan warganya agar taat prokes.
Kepada RADARSEMARANG.COM, Hendi menjelaskan, saat ini, angka Covid-19 di Kota Semarang terus melandai. Sebelumnya, di Semarang jumlah penderita Covid-19 pernah menyentuh titik tertinggi pada angka 2.460. Itu terjadi pada 7 Juli 2021 lalu. Namun sejak 3 Agustus 2021, sudah di bawah 1.000 penderita.
“Alhamdulillah kerja keras dari semuanya, angka Covid-19 saat ini terus melandai. PPKM Darurat dan PPKM Level 4 berhasil menurunkan angka Covid-19,” tuturnya.
Grafik angka Covid-19, lanjut Hendi, bisa dilihat real time di siagacorona semarangkota. Turunnya angka Covid-19, juga membuat tingkat keterisian tempat tidur atau BOR (Bed Occupancy Rate) jauh menurun.
“Dari angka 95,5 persen di tanggal 3 Juli 2021, sekarang sudah turun sampai 37,5 persen pada 6 Agustus 2021, dan terus turun. Beberapa tempat isolasi terpusat pun sudah ditutup. Misalnya di Wonolopo, dan UIN Walisongo,” kata Hendi.
Jaring pengaman warga terdampak pun sudah disiapkan, dan sudah terdistribusi. Hendi pun tak segan blusukan secara langsung untuk menyalurkan bantuan berupa sembako. Menurut dia, pemberian bantuan kepada masyarakat menjadi salah satu komitmen yang sejalan dengan diberlakukannya aturan pembatasan.
“Pemerintah Kota Semarang sendiri dari pergeseran belanja tidak terduga APBD tahun anggaran 2021 menyalurkan 90 ribu paket sembako, di luar bantuan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah,”tambahnya.
Konsep bergerak bersama yang digaungkan pun mampu menggerakkan jajaran organisasi perangkat daerah dengan mengupayakan bantuan – bantuan lainnya, baik dari CSR maupun kantong pribadi masing – masing untuk membantu sesama.
“Sehingga ini adalah gerakan bersama seluruh elemen di Pemerintah Kota Semarang, bukan hanya saya yang bergerak ke rumah – rumah,” jelasnya.
Ia mengaku untuk bantuan sembako yang merupakan Jaring Pengaman Sosial PPKM Kota Semarang disiapkan sesuai dengan data Dinas Sosial. Bantuan juga yang didapatkan masyarakat bukan hanya sembako dari Pemkot Semarang, di mana untuk sembako tersebut kami upayakan tidak tumpang tindih dengan bantuan lainnya.
“Mekanisme distribusi dilakukan secara berjenjang, dari Dinas Sosial Kota Semarang melakukan dropping per kecamatan, lalu kecamatan akan mendistribusikan ke masing – masing kelurahan, dan seterusnya,” paparnya.
Dalam paket sembako yang diberikan, Pemerintah Kota Semarang secara terbuka juga diunggah di media sosial, sehingga semua pihak bisa melihat, di antaranya beras, mi instan, kornet, teh celup, gula, dan minyak goreng. Sementara mekanisme distribusi bansos dari Pemerintah Pusat agar tepat sasaran, menurutnya, sudah diatur dari Pemerintah Pusat yang memiliki wewenang.
“Salah satu contohnya untuk BST (Bantuan Sosial Tunai), Kementerian Sosial RI telah menunjuk PT Pos Indonesia untuk menyalurkannya pada masyarakat yang masuk dalam data keluarga penerima manfaat (KPM) di tingkat pusat. Penyalurannya pun berkoordinasi dengan pemkot, saya minta agar tidak berkerumun, bisa dilakukan door to door,” bebernya.
Blusukan yang Hendi lakukan, selain meminta warga untuk tetap menerapkan prokes serta vaksinasi, juga dilakukan untuk memberikan semangat kepada masyarakat. Apalagi, menurut dia, masyarakat yang mendapat bantuan sudah tentu adalah masyarakat yang merasakan dampak dari pandemi Covid-19 ini.
“Sehingga saya sampaikan harapan agar bantuan yang diterima semoga dapat bermanfaat, dan kita harus tetap semangat dan kuat menghadapi pandemi yang saat ini belum usai,” katanya.
Terkait warga yang isoman namun mampu secara ekonomi, jumlah tersebut di luar 90 ribu paket sembako Jaring Pengaman Sosial PPKM Kota Semarang. Sampai saat ini dalam catatan Pemerintah Kota Semarang ada 6.345 warga yang menjalani isolasi mandiri telah menerima bantuan.
Dari sisi pemulihan ekonomi, Hendi mengaku untuk kondisi saat ini tentu saja hal – hal yang dapat didorong sesuai dengan aturan PPKM level 4 yang ditetapkan Pemerintah Pusat. Salah satunya terkait pengerjaan konstruksi untuk infrastruktur publik yang masih diperbolehkan dengan protokol kesehatan ketat, serta menyalurkan bantuan makanan dengan menggandeng pelaku UMKM.
“Kami upayakan penyerapan APBD semaksimal mungkin untuk mendorong perputaran ekonomi. Selain itu, penyaluran bantuan makanan siap santap juga kami lakukan melalui pelaku usaha kuliner di Semarang, sehingga juga ada perputaran ekonomi di tingkat UMKM,” tandasnya. (den/aro)