RADARSEMARANG.COM, Semarang – UIN Walisongo Semarang kembali memecahkan rekor kali kelima. Terbaru, poster sosialisasi protokol kesehatan dan vaksinasi secara virtual oleh mahasiswa terbanyak, yakni 6.052 mahasiswa, memecahkan Museum Rekor Dunia (MURI) Indonesia.
“Ini menumbangkan rekor sebelumnya dari Universitas Muhammadiyah Tangerang pada 26 September 2020. Yakni berupa poster sosialisasi protokol kesehatan secara virtual oleh 2.528 mahasiswa,” kata Representatif MURI Semarang, Ari Andriani, di Aula II Kampus III UIN Walisongo Semarang, Kamis (5/8/2021) kemarin.
Ketua Umum MURI, Prof Jaya Suprana menegaskan UIN Walisongo telah berkontribusi nyata sebagai tempat lokasi vaksinasi dan isolasi mandiri terpusat sehingga kiprahnya patut diakui.
“UIN Walisongo membentuk relawan vaksinasi Covid-19 dan terjun langsung ke masyarakat bagi yang belum divaksin. MURI dengan bangga menganugerahkan poster prokes dan virtual karya mahasiswa terbanyak,” kata Jaya Suprana melalui pidato virtual.
Ari menambahkan, empat penghargaan MURI yang sudah diraih UIN Walisongo sebelumnya adalah kuadran terbesar, konfigurasi MOB terbanyak, konferensi virtual lintas negara terbanyak, dan unggahan moderasi beragama oleh mahasiswa terbanyak.
Rektor UIN Walisongo Prof Dr Imam Taufiq M.Ag mengapresasi rekor ini. Dia bangga, kontribusi mahasiswa baru ini menambah capaian prestasi bagi civitas akademika.
“Unggahan masif poster sosialisasi protokol kesehatan dan vaksin secara virtual ini merupakan langkah strategis untuk memberikan edukasi pentingnya menjaga protokol kesehatan dan vaksinasi demi memutus rantai penyebaran Covid-19,” ujar rektor.
Tak hanya, kata Prof Imam, ada dua makna yang patut diapresiasi. Yakni, respon tanggap dan cakap digital yang ditunjukkan para generasi muda Walisongo (GenWa) melalui unggahan poster sosialisasi protokol kesehatan dan vaksin. Dan optimalisasi media dan teknologi informasi menjadi persoalan urgent belakangan ini. “Tidak hanya dimanfaatkan sebagai ruang interaksi dan komunikasi selama masa pandemi, namun keterampilan digital ini juga menjadi prasyarat bagi para GenWa untuk merespon tantangan global di era 4.0,” katanya.
Selain itu, terkait upaya refreshment edukasi protokol kesehatan dan vaksin menggunakan desain interaktif dan kreatif yang diunggah melalui media digital. “Para GenWa dapat menjadi teladan terkait pentingnya sifat adaptif dalam merespon kondisi pandemi,” tambahnya. (rls/ida)