RADARSEMARANG.COM, Semarang – Menjelang Hari Anak Nasional 23 Juli mendatang, DP3AK2B mempersiapkan anak-anak untuk menerima vaksinasi. Saat ini tercatat baru 1,84 persen anak Indonesia menerima vaksin dosis satu. Oleh karena itu, perlu sosialisasi untuk memahamkan anak-anak pentingnya vaksinasi.
Kepala Kantor UNICEF Jawa Arie Rukmantara menyampaikan dari hasil riset terbaru anak usia 12-17 sudah dapat menerima vaksin. Target awal sebanyak 26,7 juta anak di Indonesia dapat menerima akses vaksin tersebut. Melihat hal ini, ia mengajak anak-anak untuk menyikapi dengan bijak.
“Selama ini di sekolah kita belajar sains masa masih mengingkari covid kan nggak mungkin. Jadi perlu kita pahami kalau dengan vaksin kita bisa lebih aman dan kebal,” tuturnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Meski tidak menjamin sepenuhnya untuk terhindar dari penularan Covid-19, setidaknya anak yang menerima vaksin cenderung lebih kuat dan tidak drop. Karena mereka telah memiliki antibodi dari vaksin yang disuntikkan.
dr Lidya Diah dari Ikatan Dokter Anak Indonesia Jateng melihat respon baik dari anak-anak maupun orang tua. Dibuktikan dengan terlaksananya vaksinasi di SMAN 1 dan SMAN3 lalu SMPN 3 pertengahan Juli kemarin. Ke depan dinas kesehatan (Dinkes) akan bekerjasama dengan dinas pendidikan (Disdik) untuk pelaksanaan vaksinasi di tiap sekolah.
“Adapun anak yang sudah lulus sekolah bisa vaksin ke RSUP dr Kariadi, dan daftar ke pedulilindungi.id supaya bila ada info vaksin bisa langsung tahu,” katanya.
Menurutnya ketakutan anak pada vaksin dikarenakan doktrin yang tertanam saat kecil bila jarum suntik menyakitkan dan menyeramkan. Maka dari itu menjadi tugas bersama untuk memahamkan anak bila rasa sakit tak seberapa dibanding manfaat yang terkandung di dalamnya.
Wulandari Mega Pratiwi dan Rizqi As Shiddiq, perwakilan Forum Anak Jateng menambahan sejauh ini telah melakukan sosialisasi soal Covid-19 melalui media sosial dan microblog. Yunita dari Genre Jateng pun sama. Ia kerap mengadakan webinar setiap bulan dengan tema khusus.
Melalui komunitas anak mereka memanfaatkan platform digital dan waktu luang di tengah pandemi untuk berdikusi secara daring. Cakupannya pun cukup luas di Jateng. Dengan edukasi soal vaksin, mereka berharap anak-anak mendapat akses vaksin dan memanfaatkannya. “Kami mau pandemi segera berakhir. Ini salah satu upayanya. Kalo semua sudah herd immunity, kondisi membaik, kita bisa pelan-pelan sekolah tatap muka lagi,” tutupnya. (taf/ida)