30.4 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Cegah Penyebaran Covid-19, Ajak Parpol Introspeksi Diri

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Wakil Ketua DPRD Provinsi Jateng Sukirman menyoroti tiga poin penting dalam rapat virtual yang membahas penanganan Covid-19 terkini di wilayah Jateng, kemarin (21/6/2021). Terutama terkait anggaran tenaga kesehatan (nakes), program Jateng di Rumah Saja, dan mempertanyakan keterlibatan partai politik (parpol).

Sukirman menjelaskan bahwa pihaknya meminta untuk kembali mengintervensi anggaran. Mengingat tidak adanya anggaran untuk penambahan nakes. Selanjutnya, mengulang Program Jateng di Rumah Saja sebagai bentuk warning. Terakhir, seluruh bupati dan wakil bupati maupun wali kota dan wakil wali kota harus berkoordinasi dengan parpolnya agar bisa ikut mengendalikan kegiatan yang mengundang massa.

“Saya mengajak untuk parpol saling introspeksi diri. Tujuannya, menghentikan kegiatan-kegiatan partai atau kampanye yang mengundang animo masyarakat umum. Itu semua demi rasa tanggung jawab rasa kemanusiaaan,” pesannya dalam rapat virtual yang diselenggarakan Pemprov Jateng tersebut.

Mendengar hal itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengaku sangat antusias. Ia mengakui anggaran dari beberapa kabupaten/kota memang perlu dianalisa dan di-refocusing kembali. Untuk Program Jateng di Rumah Saja, segera dilaksanakan minggu ini, jika hal itu sangat diperlukan.

“Kalau perlu Sabtu dan Minggu besok bisa kita mulai Dua Hari di Rumah Saja. Nah, untuk parpol, ini menarik. Saya kira posko-posko parpol bisa dijadikan Posko Penanggulangan Covid-19 untuk membantu penanganan pandemi yang dilakukan pemerintah dan masyarakat,” kata gubernur.

Dalam rapat virtual yang diikuti pejabat Forkompimda dan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD), Pj Sekda Jateng Prasetyo Aribowo menjelaskan hampir semua kabupaten/kota mengalami peningkatan kasus baru. Dalam catatannya, kasus tertinggi didominasi Kabupaten Kudus yang disusul Kabupaten Kendal.

Ia juga menambahkan cakupan vaksinasi dari suntikan pertama mencapai 49,60 persen. Sedangkan suntikan kedua hanya menyentuh angka 28,86 persen. “Hal itu membuktikan tingkat kesadaran masyarakat masih kurang akan efektifitas vaksin,” kata Prasetyo. (azh/ari/ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya