RADARSEMARANG.COM, Semarang – Dewan Koperasi Indonesia Wilayah (Dekopinwil) Jateng 2021 melaporkan Pembina Yayasan Pendidikan Koperasi (Yapenkop) Semarang Warsono. Atas dugaan pemalsuan dokumen yang mengakibatkan Dekopinwil Jateng tidak lagi menjadi bagian dari yayasan yang menaungi STIE Semarang.
Warsono sebenarnya ketua Dekopinwil Jateng dua periode (2010-2020). Namun dalam periode itu, ia diduga mengubah aturan dalam AD/ART. Yaitu terkait aturan yang mengharuskan pembina yayasan dari unsur Dekopinwil Jateng. “Tapi poin itu dihilangkan dan diubah menjadi pembina yayasan dari penggiat atau penggerak koperasi. Jadi siapapun, asalkan pegiat koperasi bisa jadi pembina,” kata Ketua Dekopinwil Jateng Walid.
Hal itu membuat Dekopinwil tidak bisa lagi menjadi bagian dari Yapenkop. Padahal, Yapenkop berdiri atas peran dan inisiasi Dekopinwil Jateng sejak tahun 1986. Dan dalam AD/ART menyebutkan jika pendiri berhalangan hadir, meninggal, maka yayasan dikembalikan kepada Dekopinwil Jateng. “Kami melihat ada perubahan itu dilakukan 11 November 2019. Ketua Dekopinwil Jateng sebelumnya disinyalir memalsukan dokumen,” ujarnya.
Walid mengaku pihaknya sudah berusaha meminta penjelasan dan mediasi. Tapi yang bersangkutan tidak mengindahkan. Karena berbagai upaya gagal, pihaknya lantas melaporkan kasus tersebut ke Polda Jateng. Sebab, ada dugaan pemalsuan akta sehingga menghilangkan unsur Dekopinwil Jateng dari Yapenkop Semarang. “Ibaratnya Yapenkop dilahirkan dari Dekopinwil Jateng. Begitu sekarang sudah besar, ada oknum yang ingin menguasainya,” tambahnya.
Kuasa hukum Dekopinwil Jateng Muhammad Iqbal mengatakan, jika kasus sudah dilaporkan ke Polda Jateng. Pihaknya menilai ada upaya untuk menguasai aset Yapenkop Semarang yang nilainya mencapai Rp 15 miliar. “Bahkan, di Yapenkop semua orang-orang yang tidak sepaham dengan Warsono dibuang. Ada dosen tiba-tiba dipecat,” tegasnya. (fth/ida)
