RADARSEMARANG.COM – Metode pembelajaran SMK Muhammadiyah 2 Muntilan di Kabupaten Magelang diapresiasi oleh banyak pihak. Tidak terkecuali Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) turut memberi kepercayaan.
Sekolah ini terpilih menjadi pusat keunggulan (PK) di Kabupaten Magelang yang melaksanakan program center of excellence (COE) tata kelola perkantoran. Dengan begitu, SMK Muhammadiyah 2 Muntilan menjadi sekolah percontohan. Tepatnya dalam menerapkan metode pembelajaran yang mengolaborasikan pendidikan vokasi (keahlian terapan) dengan industri dan dunia kerja (induka).
Kepala SMK Muhammadiyah 2 Muntilan Untung Supriyadi menyebutkan fasilitasi pemerintah pusat itu selaras dengan kurikulum yang diterapkan. Yakni kurikulum sekolah merdeka versi SMK ini. Dikembangkan berdasarkan kompetensi, minat, dan bakat siswa. Artinya, tiap siswa diberi kebebasan belajar, dan mengimplementasikannya.
“Kita kembangkan konsep belajar andragogi. Ini konsep belajarnya orang dewasa, yang berangkat dari kebutuhan,” katanya. Keuntungan dari kurikulum merdeka ini, siswa akan memiliki keahlian khusus, sesuai dengan ketertarikan mereka dalam bidang yang diminati. Serta belajar dari pengalaman.”
Sekolahnya juga punya ciri khas. Menciptakan lulusan wirausaha yang berkemajuan. Memenuhi standar kebutuhan induka. Berkarakter, punya semangat kuat, bermental baja, dan visioner. Agar target ini tercapai, tidak heran, jika guru-guru SMK Muhammadiyah 2 Muntilan dipilih yang berkualitas. Berjiwa kepemimpinan dan inovatif. Mereka lulus sertifikasi dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), seperti BNSP. Tapi juga bersertifikat industri. “Ini menunjukkan guru-guru kita berkompeten, apa yang diajarkan kepada siswa sudah sesuai harapan induka,” tuturnya.
Pihaknya juga membangun jaringan kuat dengan dudika, dalam bentuk kerja sama program sekolah. Koneksi ini mendukung peran sekolah menyalurkan lulusan terserap di pasar kerja.
Termasuk menyediakan teaching factory, sebagai wadah siswa mengamalkan ilmu-ilmu selama di sekolah, dan berlatih menjadi wirausaha. “Kita punya bank syariah mini. Kemudian punya jasa percetakan EzemchaMu yang punya omzet besar. Karena pelanggan kita tidak hanya dari Magelang, tapi dari beberapa daerah di Jawa Tengah,” ucapnya.
Komponen di atas itu, diharapkan mampu mencetak lulusan SMK yang memiliki hardskill dan softskill. “Serta meluluskan generasi muda yang memiliki karakter untuk BMW. Bekerja, melanjutkan, wirausaha,” tandasnya.
Menurut Untung, perkembangan dunia pendidikan sangatlah dinamis. Pihaknya menyikapi. Berkomitmen selalu berubah, inovatif, dan menyesuaikan kondisi. “Kita siap bermetamorfosis dengan kondisi,” ungkapnya.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Magelang Jumari berharap, SMK-SMK Muhammadiyah di Kabupaten Magelang bisa membantu siswanya untuk mengetahui potensi yang dimiliki oleh para siswa, serta membukakan peluang untuk masa depan. Supaya mereka nyaman belajar di sekolah.
“Dengan demikian, lulusan SMK-SMK Muhammadiyah menjadi pribadi yang percaya diri, mandiri, dan berkarakter,” pungkasnya.

Program Kewirausahaan
Sebagai kepala sekolah, Untung Supriyadi tidak ingin lulusannya hanya puas melihat capaian nilai akademik. Lebih dari itu, harus termotivasi dan bisa membuka lapangan pekerjaan. Di sekolah, para siswa diajarkan berwirausaha. Ini penting. Sebab jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia, tidak sebanding dengan lulusan SMK. “Kita bekali mereka punya keberanian berpikir out of the box,” tandasnya. Siswa diberi pemahaman pemasaran digital, dan menumbuhkan semangat bertarung. “Kita motivasi, punya penghasilan itu jangan menunggu lulus. Kalau bisa, saat masih sekolah sudah punya penghasilan, dimulai dari usaha kecil-kecilan,” ucapnya.
Tidak dipungkiri, anak-anak yang bersekolah di SMK kebanyakan dari keluarga kurang mampu. Yang tidak memiliki biaya untuk melanjutkan pendidikan tinggi. “Kita berharap, saat sekolah sudah punya penghasilan, bisa mereka tabung. Digunakan untuk biaya pendidikan selanjutnya, supaya mereka bisa menjadi tenaga-tenaga ahli di bidangnya,” ungkapnya.

SMK Mbangun Desa
SMK Mbangun Desa merupakan program unggulan SMK Muhammadiyah 2 Muntilan. Para perangkat desa di Kabupaten Magelang dilatih mengoperasikan komputer dasar. Fasilitasi ini gratis.
Untung Supriyadi akui, program ini berangkat dari keprihatinan melihat sebagian besar SDM di kelurahan belum mahir mengoperasikan komputer. Penyebabnya beragam. Fasilitas tidak memadai, kompetensi SDM yang kurang, juga berusia lanjut. Akibatnya, target pelayanan paripurna di kantor kelurahan belum tercapai.
Program yang dilaksanakan sejak tahun 2020 ini mendapat tanggapan yang menggembirakan dari camat maupun lurah. Sehingga bisa dilaksanakan meski dalam situasi pandemi Covid-19, yang mengharuskan taat protokol kesehatan. Pesertanya dibatasi. Sampai sekarang, sudah ratusan perangkat desa terlatih. “Ke depan kita akan gandeng Karang Taruna dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis),” ujarnya.
Dalam kegiatan ini, siswanya ditugasi menjadi instruktur. Dengan harapan, setelah mereka lulus, turut berkontribusi membangun desa. Saat ini pula, pihaknya sedang merancang sebuah aplikasi smart village untuk mendukung pelayanan di balai desa. Diklaim mudah dioperasikan. “Kita akan dampingi cara penggunaannya,” tuturnya. Sekarang pada proses penyempurnaan aplikasi. Akan diluncurkan akhir tahun ini.
Program lainnya adalah pendampingan desa wisata (Deswita). Dimulai dari Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan. Kerja sama program ini luas. Mulai dari pelatihan mengelola wisata, pelatihan peningkatan kompetensi SDM, magang kerja, dan penyerapan tenaga lokal. (put/lis)