26 C
Semarang
Monday, 16 June 2025

Simulasi Kuliah Tatap Muka Usai Dies Natalis

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Banyak orang menganggap pandemi Covid-19 ini musibah. Apapun itu, tetap memiliki hikmah tersembunyi, a blessing in disguise. Percepatan pembelajaran digital yang semula butuh persiapan minimal 5 tahun ke depan, justru dipercepat.

Bagi Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof Dr H Imam Taufiq M.Ag ini, percepatan ini harus di-maintenance dengan baik. Diambil manfaatnya. Jangan dijadikan hambatan.

“UIN Walisongo Semarang sudah mempersiapkan digitalisasi perkuliahan sejak tahun 2019. Untuk masa lima tahun ke depan. Tapi dengan adanya pandemi Covod-19, semuanya serasa dipercepat,” tuturnya.

UIN Walisongo sendiri sudah mempersiapkan sistem teknologi informatika yang canggih. Bahkan, kategorinya sudah high level. Secara infrastruktur dan aplikasi sudah bermigrasi dari konvensional ke digital. “Karena itu, sistem pendidikan daring ini harus dipertahankan dengan semangat menjaga mutu,” katanya.

Kendati begitu, imbuhnya, tetap saja ada aspek yang tidak bisa dipenuhi melalui digital atau daring. Yaitu, suasana akrab saling silaturrahim tetap diperlukan. Apalagi saat ini banyak mahasiswa maupun dosen mulai mengeluh bosan dan kecapekan mengikuti pembelajaran daring.

“Setelah Lebaran 2021 ini, kami akan menerapkan kuliah blended. Ada daring 35 persen, ada luring. Satu kelas akan diisi 50 persen mahasiswa dengan protokol kesehatan yang ketat. Jadi nanti bergiliran,” urainya.

Kendati begitu, bagi mahasiswa yang tak mendapatkan izin orang tuanya mengikuti kuliah luring, bisa melakukan secara daring. Sedangkan untuk ujian skripsi, ujian tesis maupun disertasi, sudah dilakukan secara tatap muka. Karena ujian tersebut tak menghadirkan banyak mahasiswa, sehingga sangat memungkinkan.

“Saya sudah menandatangani Surat Edaran (SE) Rektor seminggu lalu. Setelah dies natalis ini, akan kami lakukan simulasi kuliah tatap muka. Per program studi satu kelas. Skemanya, ada 48 prodi dengan menerapkan prokes. Satu kelas 50 persen,” tandasnya.

Terkait menuju world class islamic university, UIN Walisongo Semarang sudah memenuhi beberapa tahapan. Untuk lima tahun ke depan, targetnya masih level Asia. Saat ini, masih melengkapi fasilitas, mengawal pembelajaran, mengawal output mahasiswa, menambah jejaring, menambah sitasi, mendorong dosen menulis di jurnal internasional, menambah jumlah doktor, meningkatkan riset berskala internasional dan meningkatkan mahasiswa internasional. “Kami sudah on the track. Bahkan sudah masuk tiga besar perguruan tinggi terbaik di lingkungan PTKIN, yang meliputi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta, dan UIN Walisongo Semarang. Sudah 60 persen prodi kita terakreditasi A,” tandasnya.

Wakil Rektor I Dr Mukhsin Jamil M.Ag menambahkan, perpustakaan UIN Walisongo sudah mendapatkan penghargaan sebagai perpustakaan berjejaring internasional. Sudah memiliki banyak mahasiswa yang berprestasi di tingkat internasional. Bahkan, laboratorium sudah berstandar internasional.

“Kami sudah memiliki delapan gedung berstandar internasional. Dengan mengusung konsep smart and green campus. Dua tahun ini kami kebut melakukan transformasi. Skalanya 60-70 persen siap menjadi kampus internasional,” katanya.

UIN Walisongo Semarang kini melakukan penguatan ke dalam. Baik dari sisi manajemen yang menekankan efisiensi dan kualitas. Pengembangan kerjasama yang kuat, kolaborasi, penguatan secara mandiri.

Bahkan, melakukan penguatan badan layanan umum (BLU) sejak 2009 dengan kemampuan ekonomi yang lebih mandiri dan kuat. “Meski setahun terakhir tutup karena pandemi Covid-19, kini bidang usaha penyewaan gedung maupun tempat olahraga, sudah mulai jalan. Kami juga ada unit usaha layanan umrah dan haji,” urainya. (ida/bis)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya