27 C
Semarang
Friday, 20 December 2024

Tak Ada Klaster Wisata, Disiplin Prokes Kuncinya

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Batang – Selama pandemi Covid-19, sektor wisata di Kabupaten Batang tetap bergeliat. Destinasi di wilayah tersebut menarik ribuan pelancong. Namun, di tengah banyaknya jumlah wisatawan, protokol kesehatan terus dikampanyekan.

Tercatat, 700 ribu wisatawan berkunjung di Kabupaten Batang tahun 2019. Beberapa destinasi wisata pun sempat viral di media sosial. Seperti tol khayangan di Sigemplong, Kecamatan Bawang, Forest Kopi dan Kembanglngit Park di Kecamatan Blado. Serta kafe-kafe tepi pantai di Sigandu.

Sebelumnya wisata di Kabupaten Batang ditutup selama empat bulan pandemi. Uji coba pembukaan area wisata dimulai bertahap pada Juni 2019. Bupati Batang Wihaji menjelaskan, konsekuensi sektor wisata bisa dibuka kembali adalah pelaku usaha jasa pariwisata harus menerapkan prokes yang ketat.

“Permasalahannya sekarang adalah bagaimana menangani agar sektor wisata tidak menimbulkan klaster baru,” ujar Wihaji dalam FGD membangkitkan sektor wisata di tengah pandemi bersama RADARSEMARANG.COM, Senin (8/3/2021).

Sektor wisata harus betul-betul menerapkan protokol kesehatan. Pengawasan juga terus dilakukan. Sesuai pencanangan visit Batang years 2022, empat area wisata menjadi prioritas. Yaitu Sikembang di pegunungan. Silurah sebagai area peradaban dan sejarah. Sigandu sebagai pantai unggulan, dan Sikuping sebagak wisata paralayang.

“Saya belum menemukan klaster dari pariwisata di Kabupaten Batang. Kebanyakan klaster adalah dari keluarga dan lingkungan kerja atau perkantoran. Justru dari luar wilayah Batang penyebab munculnya klaster baru,” imbuhnya.

Wihaji menangkap kebosanan masyarakat saat ada pembatasan di rumah saja. Kebosanan tersebut bisa hilang dengan piknik. “Piknik boleh tapi harus mematuhui prokes,” timpalnya.

Selain itu, salah satu peningkatan imun yang paling gampang adalah berwisata. Melalui suasana yang membuat bahagia, secara tidak langsung membuat imun meningkat.

Hasan Efendi, pelaku usaha pariwisata di pegunungan merasakan geliat pariwisata di Kabupaten Batang. Usai buka pada 22 Juni 2020, perbandingan jumlah pengunjung tahun 2019 pada bulan yang sama peningkatannya hampir 150 persen. Dibukanya Kembanglangit Park pada 1 Agustus 2020 juga ikut menaikkan jumlah kunjungan. Tiap bulan ada 15 ribu pengunjung.

“Diberlakukannya PPKM Jawa-Bali tahap pertama membuat wisatawan luar kota mempertanyakan perihal persyaratan berkunjung di tempat wisata di daerah Batang, apakan harus menunjukkan hasil swab antigen atau tidak,” terangnya.

Sementara pada awal tahun ini, kendala kunjungan terpengaruh faktor cuaca. Bulan Februari, hampir 10 hari tempat wisata yang dikelolanya tutup karena cuaca ekstrem. Yaitu hujan dan angin kencang.

Melihat geliat sektor wisata selama pandemi, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Batang Nur Faizin pun trurut mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan. Pihaknya terus mendukung program di sektor wisata tersebut. Tentunya dengan pengawasan dan pembenahan di berbagai sektor. Seperti sarana jalan, lampu, dan keamanan.

“Pariwisata bisa meningkatkan PAD. Kami dari DPRD Batang mendukung kegiatan-kegiatan tersebut. Harapannya inovasi yang dibangun Bupati Batang bisa mengurai dan mengurangi tingkat pengangguran. Banyak kita lihat inovasi di madyarakat terkait pariwisata. Banyak inovasi dari desa yang menciptakan wisata-wisata baru, yang bisa meningkatkan PAD,” ucapnya. (yan/lis)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya