27 C
Semarang
Thursday, 23 October 2025

KB saat Pandemi Tetap Aman

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Pandemi Covid-19 yang masih melanda Indonesia, berdampak pada reseptor keluarga berencana (KB). Beberapa pasangan usia subur menunda keikutsertaan dalam melakukan KB. Akibatnya, terdapat kenaikan peluang kehamilan pasangan usia subur selama pandemi Covid-19. Padahal KB tetap aman dilakukan selama pandemi.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Semarang Gurun Risyadmoko menjelaskan, pandemi membuat peluang kehamilan meningkat namun masih dapat dikendalikan. “Untuk jumlah kehamilan baru dikaji, kondisi ini masih terhitung relatif, sehingga masih bisa dikendalikan. Saat ini kita melakukan sistem jemput bola, artinya kita mendatangi per kecamatan/kelurahan, memberikan edukasi serta memberikan alat kontrasepsi gratis. Program ini didukung oleh Dinkes Kota Semarang, Ikatan Bidan Indonesia yang ada di Semarang,” katanya saat talkshow Ngobrol Asyik Tentang Covid yang digelar RADARSEMARANG.COM bekerja sama dengan Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Kamis (4/3/2021).

Meski menghadapi situasi yang sulit ketika pandemi berlangsung, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana tetap gencar untuk melakukan sejumlah program demi melanggengkan program pemerintah terkait dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MJKP). “Kami mengimbau masyarakat untuk menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang. MJKP akan lebih baik dari sisi kesehatan, dan memiliki kontrol lebih baik, berbeda dengan pil dan suntik,” imbuhnya.

Dengan bantuan satu unit mobil Moyan yang berbentuk seperti bis ini, diharapkan penyuluhan dan pelayanan sistem KB di Kota Semarang tetap dapat terlaksana dengan baik. Gurun juga mengimbau kepada segenap masyarakat Kota Semarang yang sudah menikah untuk ikut KB meski di kala pandemi. “Sesuai dengan arahan Bapak Wali Kota Hendrar Prihadi. Meskipun adanya pandemi, masyarakat tak perlu khawatir karena di setiap bidang pelayanan selalu menerapkan protokol kesehatan, sebelum memasuki ruangan diwajibkan mencuci tangan, hand sanitizer, cek suhu, menggunakan masker, dan menjaga jarak. Saat penyuluhan KB pun kami menerapkan 5M,” imbuhnya.

Dengan adanya sistem jemput bola dan rangkaian program lain yang berkaitan dengan Keluarga Berencana, diharapkan Kota Semarang kembali menjadi contoh MJKP nomor satu secara nasional. “Kota Semarang selama 25 tahun masih mendapatkan nomor 1 dalam pelaksanaan KB secara nasional walaupun di tengah pandemi,” ujarnya.

Gurun mengimbau kepada calon pengantin untuk memperhatikan usia yang cukup sebelum menikah, dan melaksanakan MJKP sesuai dengan anjuran. Kemudia, apabila sudah melahirkan, ASI jangan putus karena mempengaruhi kesehatan bayi. (mg2/ton)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya