RADARSEMARANG.COM, Semarang – Keseriusan Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga dalam menangani persebaran Covid-19, mendapat dukungan masyarakat. Hal itu dibuktikan dengan hasil survei BPS, bahwa 99.7 persen warga mendukung dan menerapkan kebijakan wali kota.
“Hal itu dibuktikan, sebanyak 87,2 persen penduduk Salatiga selalu memakai masker,” kata Wali Kota Salatiga Yuliyanto saat menjadi narasumber dalam Focus Group Discussion (FGD) Ngobrol Bareng dengan tema Mengendalikan Pandemi, Memulihkan Ekonomi yang digelar RADARSEMARANG.COM dan Satgas Covid-19, Selasa (16/2/2021).
Tak hanya serius melakukan langkah antisipasi persebaran Covid-19, tapi termasuk dampaknya di bidang ekonomi. Kini, Pemkot Salatiga melakukan intervensi dengan melakukan refocusing dan relokasi anggaran. Total Rp 105 miliar anggaran yang disiapkan. Kini sudah terserap di angka Rp 70 miliar.
“Berbagai program dilakukan pemerintah. Misalnya guyub RW dengan bantuan senilai Rp 15 juta uang diterima setiap RW. Total terdapat 204 RW di Salatiga,” jelas Yuliyanto.
Wali kota juga memaparkan program Bedah Warungku. Program ini memberikan diskon untuk item tertentu melalui voucher. Kemudian bisa ditukar oleh pemilik ke Dinas Koperasi dan UMKM setempat.
Ketaatan warga mendukung kebijakan pemerintah itu tercermin dari terus menurunnya angka penyebaran Covid-19. Di Salatiga, data terakhir tercatat kasus positif aktif sebanyak 109 kasus, dengan kumulatif 2.404 kasus dan kesembuhan mencapai 91 persen atau 2.226 kasus. Sedang warga yang meninggal berjumlah 69 jiwa.
Sementara itu, narasumber lainnya Wakil Ketua DPRD Latif Nahari mengapresiasi upaya perlawanan terhadap pandemi Covid-19. Meski sudah menurun, ia meminta semua jangan lengah. “Penerapan protokol kesehatan harus terus ditekankan dan diawasi terus. Semua harus saling mengingatkan,” tegas Latif.
Politisi PKS ini terus berharap alokasi anggaran untuk menggerakkan perekonomian masyarakat bisa ditambah di waktu mendatang. “Bantuan yang dikucurkan kepada masyarakat harus diawasi penggunaannya. Jangan sampai dipakai untuk hal yang tidak produktif, misalnya untuk jajan atau telepon genggam,” imbuhnya.
Di sisi lain pengamat ekonomi Heru Prasetyo mengaku butuh terobosan agar ekonomi masyarakat bisa berkembang. “Potensi perekonomian di Salatiga sangat besar. Hanya diperlukan langkah agar pandemi Covid-19 ini tidak mematikan mereka. Terutama batas waktu berdagangnya mereka,” tutur Heru yang juga dosen di IAIN Salatiga tersebut.
Direktur RADARSEMARANG.COM Baehaqi mengapresiasi langkah yang dilakukan Pemkot Salatiga. Penanganan pandemi Covid-19 disebutkan sudah on the track. Dana APBD digunakan untuk memperhatikan perekonomian masyarakat dari tingkat RT sampai dengan perusahaan maupun perhotelan. “Ini perlu diteruskan dan dikerucutkan sampai tingkat pemulihan ekonomi masyarakat,” harap dia. (sas/ida)