RADARSEMARANG.COM, Pekalongan – Walaupun terus bekerja keras membantu warga yang terimbas banjir, Pemerintah Kota Pekalongan tetap mengawasi lokasi pengungsian dengan ketat. Selain memeriksa kesehatan juga melakukan surveilans dan terus mengedukasi para pengungsi untuk tertib protokol kesehatan (prokes).
“Harapan kami, pengungsian tidak menjadi klaster baru Covid 19,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto Senin (15/2/2021).
Dinkes telah menugaskan seluruh puskesmas untuk hadir di sejumlah titik pengungsian. Petugas akan melakukan surveilans dan meningkatkan edukasi di tempat pengungsian terkait protokol kesehatan secara ketat. Seperti tetap memakai masker, menjaga jarak aman, tidak berkerumun dan rajin mencuci tangan dengan air sabun.
Jajaran Dinkes dibantu instansi terkait terus melakukan upaya desinfeksi secara terbatas di titik-titik sudut lokasi pengungsian seperti lantai, kamar mandi dan jamban dan sebagainya. Ini untuk mengurang atau menghilangkan jumlah mikro-organisme patogen penyebab penyakit.
Termasuk untuk pasien Orang Tanpa Gejala (OTG) yang saat ini tengah menjalankan isolasi mandiri yang rumahnya terendam banjir, sudah diminta untuk dipindahkan ke Rumah Isolasi Gedung Diklat Kota Pekalongan agar terpisah dengan para pengungsi banjir lainnya. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan kesehatan para pengungsi di 47 titik.
Beberapa puskesmas di Kota Pekalongan juga ikut terdampak banjir, seperti Puskesmas Krapyak, Kusuma Bangsa, Kramatsari, dan Dukuh. Hal ini tidak menyurutkan semangat petugas kesehatan untuk melayani masyarakat, dan terutama kesehatan para pengungsi.
Pihaknya turut mengerahkan PSC 119 untuk memantau kesehatan pengungsi. Dari banyak lokasi, rata-rata pengungsi mengeluhkan penyakit gatal dan pusing kepala dan demam. “Walaupun petugas medis dan puskesmas kami juga terkena banjir, kami semua tetap semangat bekerja untuk melayani masyarakat serta memperhatikan kesehatan para pengungsi,” ujarnya. (han/ton)