27 C
Semarang
Sunday, 24 August 2025

Tingkatkan Pemahaman Dokter Gigi Tentang HIV/AIDS

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – WHO melaporkan HIV/AIDS masih menjadi permasalahan global. Kasus HIV di Indonesia sebanyak 50.282 kasus pada tahun 2019, merupakan puncak tertinggi selama 11 tahun terakhir. Jawa Tengah melaaporkan 22persen dari total kasus di Indonesia dan menempatkan sebagai provinsi yang melaporkan penemuan kasus AIDS terbanyak. Laporan SIHA (Sistem Informasi HIV/AIDS) Kemenkes RI pada tahun 2019, menyebutkan bahwa 92,19 persen kelompok berisiko serodiscordant hasil tes HIVnya positif.  Serodiskordant adalah pasangan orang dengan HIV positif (ODHIV). Tingginya prosentase tersebut kemungkinan disebabkan ODHIV tidak menceritakan status HIVnya kepada pasangannya.

Upaya penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia menemuai beberapa hambatan. Salah satu hambatannya adalah masih diperlukan peningkatan pemahaman tenaga kesehatan dari berbagi bidang disiplin ilmu mengenai penanggulangan HIV/AIDS. Dokter gigi merupakan salah satu tenaga kesehatan yang harus ditingkatkan pemahaman penanggulangan HIV/AIDS. Pemahaman ini diperlukan karena transmisi infeksi HIV dapat terjadi secara horizontal melalui prosedur perawatan gigi dan mulut.

Salah satu upaya meningkatkan upaya pemahaman tersebut Drg. Rochman Mujayanto, Sp.PM, dosen FKG UNISSULA dan anggota Perhimpunan Konselor VCT HIV/AIDS Indonesia, memberikan pelatihan Penatalaksanaan Kasus HIV/AIDS Pada Praktek Dokter Gigi. Pelatihan secara online diikuti 40 orang dokter gigi pada 21 Januari 2021. Pelatihan bekerja sama dengan PB PDGI dalam rangka HUT ke-71 PDGI. Pelatihan merupakan salah satu bentuk pengabdian masyarakat implementasi pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Pada pelatihan ini disampaikan materi tentang informasi dasar HIV, manifestasi rongga mulut infeksi oportunistik HIV, perawatan rongga mulut ODHIV, serta prosedur pencegahan pengendalian infeksi HIV di ruang praktek dokter gigi. Prosedur perawatan rongga mulut ODHIV sama dengan perawatan pasien umum lainnya, tidak diperlukan prosedur khusus pencegahan dan pengendalian infeksi. Penggunaan APD dan desinfektan untuk penanganan pasien selama masa pandemi yang direkomendasi PDGI, sangat bisa digunakan untuk pencegahan transmisi infeksi HIV. Hasil dari pelatihan ini juga diharapkan sudah tidak ada lagi stigma terhadap ODHIV. (tri/bis/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya