RADARSEMARANG.COM, Semarang – Untuk meminimalisasi kerumunan, penyaluran bantuan sosial tunai (BST) dilakukan secara door to door. Khusus penerima BST difabel dan lansia. Mekanisme tersebut diminta langsung oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
“Jadi caranya bisa seperti ini, untuk yang sudah sepuh, berkebutuhan khusus harus diantar,” ujar Gubernur Ganjar Pranowo Selasa (19/1/2021). Karena, meski pandemi penyaluran BST tidak boleh ditunda. Tidak hanya untuk lansia dan penyandang disabilitas, seluruh pembagian BST di kantor-kantor kelurahan ataupun kecamatan juga tidak boleh menimbulkan kerumunan.
Semua harus diatur sedemikian rupa dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Mulai pembatasan jumlah pengambilan setiap harinya dan sistem antrean. “Dengan cara-cara itu, maka bisa dilakukan percepatan yang penting tidak ada kerumunan. Khusus yang lansia dan difabel seperti ini kalau bisa diantar akan lebih bagus,” tegasnya.
Dikatakan, secara keseluruhan, hampir seluruh daerah di Jateng sudah menyalurkan program BST. Hanya dari laporannya, tinggal Sragen yang harus didorong segera dibagi. “Intinya jangan ditunda, biar mereka bisa segera belanja. Karena kebutuhannya kan tidak bisa ditunda, jadi memang harus dipercepat,” pungkasnya.
Dari data Pemprov Jateng, jumlah penerima BST di Jawa Tengah mencapai 1,2 juta warga. Besaran BST yang mereka terima masing-masing Rp 300 ribu. Untuk pembagian selain melalui kantor PT Pos juga dilebarkan di kelurahan dan kecamatan.
Terpisah Kepala Kantor Regional VI PT Pos Jateng-DIY Arifin Muchlis, mengatakan intruksi dari Gubernur Jateng sudah dilaksanakan. “Untuk pengiriman khusus difabel dan lansia memang kita antar langsung ke rumah,” kata Arifin.
Hal tersebut, untuk meminimalisasi terjadinya kerumunan. Lanjut Arifin, lansia memang sangat rentan terpapar Covid-19. Karena sistem imun, lanjutnya, maka BST pun diantar langsung ke masing-masing.
“Untuk Sragen belum. Kita sudah berkoordinasi dengan PT Pos sana untuk segera menyalurkannya,” terangnya. Untuk BST yang diambil secara langsung juga menggunakan protokol kesehatan yang ketat.
“Untuk jumlah yang mengambil setiap hari kami batasi dan tetap memperhatikan prokes seperti jaga jarak untuk meminimalisasi penularan Covid-19,” katanya. Pihaknya berkoordinasi dengan TNI dan Polri untuk pengamanan. (ewb/lis)