RADARSEMARANG.COM, Semarang – Memasuki akhir 2020, bisnis penerbangan perlahan mulai bangkit. Itu terlihat dari tren kenaikan yang berada di angka 30-40 persen.
Corporate Communication Strategic Lion Air, Danang Mandala Prihantoro mengatakan, sebenarnya dunia penerbangan sudah dihantam Covid-19 sejak akhir 2019. Sebab, maskapai Lion Air kala itu melayani penerbangan langsung dari Indonesia. Yakni rute dari Denpasar dan Manado dengan tujuan ke Tiongkok.
“Lha salah satu rutenya itu ke Wuhan, Tiongkok. Saat itu yang dilakukan adalah berkoordinasi dengan instansi kesehatan setempat. Agar meminimalisasi perkembangan virus di dunia penerbangan,” kata Danang saat menjadi narasumber dalam acara talk show dengan tema ‘Penerbangan Aman selama Pandemi Covid-19’ yang dilaksanakan RADARSEMARANG.COM bekerjasama dengan Satgas Covid-19, Senin (28/12/2020).
Akibat kejadian tersebut, operasional penerbangan berkurang drastis. Khususnya untuk penerbangan Indonesia dan luar negeri terpaksa ditutup. Berdampak pada penerbangan domestik yang ditutup. Frekuensi penerbangan turun drastis. “Yang sebelum pandemi Covid-19 per hari frekuensinya bisa 1.600, sekarang turun jadi hanya 30-40 persen,” lanjut Danang.
Di tengah pandemi Covid-19, Danang menuturkan ketakutan penumpang masih ada. Terutama perihal kesehatan dan keamanan jika menggunakan pesawat. Namun, manajemen kini bahu membahu untuk mengembalikan lagi kepercayaan penumpang. Agar image “terbang” itu aman. “Bahkan ada roadshow ke tiap daerah dan dialog secara langsung. Tujuannya untuk mengedukasi bagaimana proses keberangkatan penumpang di tengah pandemi,” sambung Danang.
Selain itu, manajemen turut juga menjalankan sterilisasi pesawat. Melakukan penyemprotan cairan multiguna pembunuh kuman (disinfectant spray) sesuai prosedur yang berlaku. Area detail mencakup ruang kokpit, toilet (lavatory), dapur (galley), kompartemen bagasi, meja lipat pada kursi, sandaran kursi, penutup kursi bagian kepala (head cover), penutup jendela dan dinding kabin. Kemudian karpet dan ruang kargo di bagian bawah kabin pesawat.
Selain itu, lanjut Danang, pengecekan dan pemeliharaan komponen pesawat juga dilakukan secara komprehensif. Yaitu pada mesin (preservation engine), perangkat tambahan daya (auxiliary power unit), navigasi, peralatan komunikasi, hiburan dalam penerbangan (inflight entertainment), fasilitas pesawat dan lainnya yang terkait. “Yang terbaru kamu melakukan proses pengecekan sistem sirkulasi udara pada kabin. Termasuk HEPA (High Efficiency Particulate Air) filter yang digunakan sebagai alat penyaring sirkulasi udara di dalam pesawat,” jelas Danang.
Mengenai rute, manajemen Lion Air Group optimistis masih ada peluang pasar dalam negeri. Untuk persiapan jelang akhir tahun, rute baru sudah disiapkan. Misalnya dari Agustus dan November, sedikitnya ada 17 rute. Adapun tujuan pembukaan rute untuk meningkatkan tren bepergian dengan pesawat udara. Mengembalikan minat dan kepercayaan untuk terbang. Mendukung percepatan pemulihan perekonomian serta ekspansi bisnis Lion Air Group. “Pada umumnya, rute yang peminatnya tinggi seperti Jogja, Semarang, Surabaya, Medan, Padang, Denpasar, Lombok, Makassar, Manado, Kendari, Banyuwangi, Ambon, dan Pontinanak,”bebernya. (avi/ida)