RADARSEMARANG.COM, Semarang – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah menyesuaikan beberapa prosedur pemungutan suara untuk mencegah klaster pada Pilkada mendatang. Pembatasan kontak langsung dan pembagian jam pemilihan jadi perhatian.
Ketua KPU Jateng Yulianto Sudrajat menuturkan pembatasan kontak memang menjadi fokus utama pada pilkada di masa pandemi. Maka dari itu pihaknya berusaha keras agar hal tersebut dapat terealisasi. Salah satu yang akan dilakukan yakni dengan menerapkan tinta tetes selepas mencoblos. Bukan lagi dengan tinta celup. “Semua ini agar pemilih aman saat menyelupkan hak suara,” ujarnya.
Selain itu pemilih juga dapat membawa alat tulis, masker dan sarung tangan sendiri agar tidak memegang barang bersama-sama. Hanya saja, jika ternyata sampai TPS pemilih lupa membawa peralatan tersebut, pihaknya mengaku sudah antisipasi. Yakni dengan menyediakan masker 20 persen dari total pemilih yang ada di TPS dan memberikan sarung tangan plastik. “Jadi tetap kita berikan kalau ada yang lupa,” lanjutnya.
Selain pembatasan kontak, Yulianto pun menjaga keamanan TPS dari penyebaran virus. KPU akan membagi jam pemilihan agar tidak ada kerumunan, menyemprot bilik secara berkala dan tentu saja melengkapi KPPS dengan standar protokol kesehatan. Seperti masker, face shield, hand sanitezer dan hazmat. “Hazmat memang disediakan untuk masyarakat yang tengah isolasi agar bisa kita datangi dan menyalurkan hal suara,” katanya.
Ia berharap dengan berbagai upaya tersebut dapat menghindarkan terjadinya klaster Pilkada. “Sudah kita simulasikan. Insya Allah kita siap,” jelasnya.
Sementara itu Ketua DPRD Jateng Bambang Kusriyanto mengajak masyarakat menyalurkan hak suara. Namun tetap jangan lupa menerapkan protokol kesehatan. Karena bagaimanapun nyawa tetap yang utama. “KPU sudah berusaha membuat skema pilkada di masa pandemi. Maka dari itu giliran warga yang harus berusaha membantu dengan sadar menjalankan protokol kesehatan,” jelasnya. (akm/ton/bas)
