RADARSEMARANG.COM, Semarang – Bisnis tanaman hias tetap moncer meski di tengah pandemi Covid-19. Bahkan, para pedagang tanaman hias di Kota Semarang meraup untung hingga puluhan juta rupiah.
Salah satu pemilik gerai bonsai Hanti Flowers di tepi Jalan Arteri Yos Sudharso mengaku jika penjualan tanaman hiasnya tidak terdampak pandemi. “Pembelian masih tinggi, khususnya tanaman hias bonsai,” ujar pemilik gerai, Ate, 45, Senin (16/11/2020).
Ada beberapa jenis bonsai yang menjadi idola dan ramai dibeli. Yakni jenis bonsai dolar dan bonsai mikro. Harga dua jenis bonsai tersebut terbilang mahal. Untuk ukuran 3 sampai 4 meter dibanderol Rp 70-100 juta. “Itu justru yang paling banyak dicari,” imbuhnya.
Dalam satu bulan, penjualan bonsai jenis tersebut bisa terjual 40 pohon. Padahal sebelum pandemi, minat beli bonsai jenis tersebut terbilang minim. “Sebelum pandemi palingan sebulan 20 pohon bonsai,” ujarnya.
Pembeli tidak hanya di Kota Semarang, namun juga luar kota. Kebanyakan para pembeli datang dan mengambil sendiri bonsainya. “Ada juga yang kami kirim ke Jogjakarta,” terangnya.
Dia jelaskan, perawatannya terbilang mudah. Hanya rajin disiram pakai air dan dipotong ranting-rantingnya. Supaya tetap terjaga bentuknya. Tidak hanya masyarakat, pelanggan bonsai banyak dari instansi pemerintah. “Seperti kampus, banyak yang membeli bonsai kami,” terangnya.
Selain jenis tersebut, ada pula bonsai Reagen dari Kota Bandung, Anting Putri dari Jakarta, dan bonsai Serut yang mulai banyak digemari masyarakat. Harga yang dibanderol pun terbilang fantastis. Mulai dari Rp 2 juta sampai Rp 50 juta. “Tetap banyak yang nyari,” katanya.
Hal senada diungkapkan pedagang tanaman bonsai Semarang, Asep, 50. Ia mengakui omzet penjualan bonsai di tempatnya naik saat memasuki pandemi Covid-19. “Rata-rata dalam sehari bisa sampai 20 bonsai terjual,” kata Asep.
Selain bonsai, yang ramai dicari masyarakat adalah antorium. Bunga yang sempat hits di awal 2000-an ini banyak peminatnya. “Ramainya penikmat tanaman hias, imbas dari kebijakan Work From Home (WFH). Untuk mengusir rasa bosan, masyarakat banyak yang lari ke tanaman hias,” katanya. (avi/ida/bas)