RADARSEMARANG.COM, Wonosobo – Anggota DPRD Wonosobo baru saja menggelar rapat pembahasan RAPDB 2021 dengan agenda Pembacaan Jawaban Bupati atas pendapat umum fraksi-fraksi terhadap RAPBD. Hasilnya, RAPBD akan difokuskan untuk kesejahteraan dan kemandirian daerah setelah pandemi Covid-19 berakhir.
“Dalam upaya penanganan dampak dari adanya pandemi korona maka Pemerintah Daerah tetap fokus pada penanganan kesehatan, penanganan dampak ekonomi dan penanganan dampak sosial,” ungkap Bupati Wonosobo Eko Purnomo.
Menurutnya, sektor kesehatan tetap menjadi prioritas utama dalam penanganan dan pengendalian terhadap penyebaran virus korona dengan menempuh beberapa alternatif. Seperti menambah pengadaan obat-obatan dan bahan material habis pakai yang di dalamnya termasuk pengadaan vaksin untuk pencegahan Covid-19. Pelaksanaan surveilans dan penanggulangan kejadian luar biasa penyakit, penyediaan fasilitas rumah karantina pasien Covid, termasuk biaya perawatannya. Lalu pelaksanaan operasi kepatuhan terhadap protokol kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu oleh aparat keamanan, para pemangku wilayah dan masyarakat. Penanganan dan pengendalian terhadap penyebaran virus tersebut memerlukan kerjasama semua stakeholder yang ada di dalam pemerintahan Kabupaten Wonosobo.
“Oleh karena itu kami berharap bahwa semua pihak mendukung upaya tersebut dan masyarakat secara umum mematuhi protokol kesehatan yang telah disosialisasikan,” katanya.
Hal ini perlu dilakukan mengingat adanya pandemi berdampak terhadap perekonomian secara global. Di Kabupaten Wonosobo, berdampak ke berbagai hal. Sektor yang terdampak antara lain, sektor industri pengolahan. Laju pertumbuhan triwulan I-2020 mengalami penurunan sebesar 7,04 persen dengan 257 UMKM terdampak. Terutama UMKM kuliner dan kerajinan. Sektor akomodasi dan makan/minum, laju pertumbuhan triwulan I-2020 mengalami penurunan sebesar 5,11 persen, dengan 856 orang terdampak.
Sektor pertanian, laju pertumbuhan triwulan I-2020 mengalami penurunan sebesar 4,94 persen. Dari sektor perdagangan, laju pertumbuhan triwulan I -2020 mengalami penurunan sebesar 4,86 persen, dengan 1525 orang terdampak terutama pedagang pasar dan pedagang kaki lima. Sektor transportasi, laju pertumbuhan triwulan I-2020 mengalami penurunan sebesar 4,82 persen. “Sementara untuk triwulan III ini kita tingkat petumbuhan ekonomi akan mengalami minus satu persen,” terangnya.
Oleh karenanya, untuk mengejar ketertinggalan itu pada 2021 kelak akan lebih fokus pada dampak pemulihan dengan banyak melibatkan pemberdayaan ekonomi. Pemkab akan lebih banyak memfasilitasi pemasaran hasil pertanian, meningkatkan produktivitas UMKM berbasis produk unggulan local, meningkatkan realisasi investasi. Bupati juga memaparkan adanya program peningkatkan lapangan kerja melalui padat karya dan program penguatan sektor ekonomi terdampak. “Kalau itu sudah dikejar, maka hasil PAD diharpkan akan meningkat. Sebab PAD yang hingga saat ini belum dimaksimalkan,” jelasnya. (git/bis/ton/bas)