26.1 C
Semarang
Monday, 23 June 2025

Komnas PA Tolak Sekolah Tatap Muka

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Kota Semarang menentang program sekolah tatap muka. Pasalnya, anak belum bisa mengontrol diri dalam upaya mematuhi menjaga protokol kesehatan (prokes). Maka sekolah tatap muka justru memunculkan klaster baru Covid-19.

Ketua Komnas PA Semarang John Richard Latuihamallo menegaskan, meski kekebalan tubuh kuat, namun anak lebih rentan terkena virus. Oleh karenanya, sekolah tatap muka sebaiknya dihindari terlebih dahulu.

“Hal ini untuk melindungi kesehatan dan keselamatan anak. Sebab, kalau anak sakit, pendidikan tidak bisa berjalan,” ujarnya saat melakukan Bincang Seputar Covid-19 (Bonavid) dengan RADARSEMARANG.COM, Jumat (6/11/2020).

Sementara itu, meski dinilai tidak maksimal, pendidikan masih bisa terus berjalan dengan menggunakan sistem online atau daring. John tak menyangkal, pendidikan secara daring menuai banyak masalah. Di antaranya jaringan internet, tingkat pemahaman rendah, hingga persoalan finansial masih menjadi dilematis. Meski menjadi solusi sementara, semua hal itu dinilai belum efektif.

Tak dipungkiri, tingkat kebosanan anak berada di rumah sangat tinggi. Hal itu tentu memengaruhi kondisi psikologis anak, salah satunya kesepian tak bisa berjumpa dengan teman-teman sekolahnya. Begitupun dengan orang tua yang merasa stress dan sambat akibat belum siap menjadi guru pribadi yang baik. “Kendati begitu, tingkat keselamatan jauh lebih penting daripada kebosanan,” tegasnya.

Meski begitu, ada titik balik positif. Jika dulunya anak jarang berjumpa dengan orang tua karena sibuk bekerja, kini antarorang tua dan anak bisa semakin dekat. Kendati demikian, pendidikan secara daring harus terus dilakukan mengingat pandemi belum usai.

Diakuinya, upaya pemerintah untuk mengatasi hal ini belum membuahkan hasil. Ia lebih menyayangkan, jika pemerintah melakukan uji coba pada anak yang lebih rentan kena virus. Oleh karenanya, John sering melakukan koordinasi dengan pimpinan daerah dan sekolah, meminta mereka untuk tidak membuka sekolah tatap muka. Karena tidak ada jaminan keselamatan.

Salah satu komite sekolah Iskandar mengatakan 99 persen orang tua menolak sekolah tatap muka. Menurutnya, banyak orang tua khawatir dengan kondisi anak ketika tidak dalam pengawasan orang tua. Meski begitu, ada beberapa orang tua yang setuju dengan dibukanya kembali sekolah tatap muka. “Beberapa persen yang setuju karena masalah finansial. Selain itu, karena banyak orang tua yang tidak siap jadi guru,” ujarnya. (ifa/ida/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya