RADARSEMARANG.COM, Batang – Produk masker buatan warga Sendang, Kecamatan Wonotunggal, berhasil menembus pasar ekspor. Produk tersebut dibuat manual menggunakan tangan dan mesin jahit. Keberhasilan melakukan ekspor tersebut menarik perhatian Bupati Batang Wihaji.
Selama pandemi UMKM merupakan salah satu sektor yang paling terdampak. Situasi sulit membuat Tri Amalia Lestari mulai memutar otak. Ia melihat peluang bahwa saat ini setiap orang diwajibkan mengenakan masker. Masker yang dibuatnya menggunakan standar premium.
Masker buatannya diminati karena mempunyai tampilan apik, dihiasi dengan manik-manik di atas bordiran. Kain yang digunakan tiga lapis. Dari bahan katun toyobo dan kain brukat. Bahan yang digunakan tidak mengurangi fungsi utama mencegah penularan Covid.
Keunggulan masker buatan Amalia ini aman dan nyaman dipakai, meskipun memiliki kulit sensitif. Dari 30 varian, yang paling diminati adalah masker hijab, masker pengantin dan masker merah putih.
Selain itu ada pernak-pernik tambahan seperti pin, renda, payet, pita yang disulam diatas bordiran kain motif bunga-bunga.
“Masker yang saya buat dari kain, tapi juga dengan aksesoris dan detail fashionnya diperhatikan. Sehingga pemakai ada keperluan tertentu, seperti pesta atau lainnya juga bisa pantas dipakai,” ucap Tri Amalia Lestari.
Pemasaran yang dilakukan lebih mengandalkan sosial media. Terutama Instagram, Facebook dan Twitter, karena jangkauannya dirasa lebih luas. Omzet dalam sebulan mampu menembus Rp 3 juta. Belum termasuk masker yang dikirim ke Malaysia.
“Nah, kalau untuk ekspor keluar negeri, awalnya juga dari temen yang liat postingan kemudian suka dan minat, itu orang Malaysia. Dari situ permintaan terus. Hampir setiap dua bulan kita kirim kesana dengan jumlah lumayan banyak. Di sana juga mereka ada reseller dan disebar ke beberapa kota seperti Kuala Lumpur, Kucing dan juga Sabah,” jelasnya.
Masker itu dibandrol dengan harga Rp 30 ribu hingga ratusan ribu rupiah, bergantung variasi. Usahanya tersebut mampu membantu warga sekitar. Sejumlah penjahit, tukang bordir, hingga ibu-ibu rumah tangga dilibatkan dalam usahanya.
Bupati Batang Wihaji saat mengunjungi rumah produksinya mengatakan, untuk menyelamatkan perekonomian, Pemkab Batang juga memeberikan stimulus ekonomi. Mulai dari pinjaman modal hingga pelatihan ekonomi modern.
“Ditingkat RT pun kita berikan stimulant atau bantuan Rp 2,5 juta, yang Rp 500 ribu itu untuk penanganan covid,” ujarnya. (yan/zal/bas)