RADARSEMARANG.COM, Semarang – Mengantisipasi adanya penularan Covid-19 pada libur panjang kali ini, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang bakal melakukan skrining ketat bagi para pendatang. Dan sebaliknya warga Semarang yang melakukan perjalanan ke luar kota.
Kepala DKK Semarang M Abdul Hakam mengatakan, meski kasus Covid-19 di Semarang grafiknya mulai menurun seminggu terakhir ini, antisipasi penularan Covid-19 pasca libur panjang tetap dilakukan.
“Aktivitas libur panjang ini bisa diganti dengan kegiatan lain di rumah. Misalnya keluar rumah, tetap menggunakan masker, jangan lupa membawa hand sanitizer dan pilih tempat-tempat yang tidak ramai atau banyak kerumunan,” katanya belum lama ini.
Ia mengatakan, saat ini Kota Semarang masuk kategori zona risiko sedang. Adapun update data kasus terbaru per 27 Oktober pukul 18.00 kasus aktif yang ada di Kota Semarang sejumlah 272 warga Semarang dan 120 luar Semarang. Sehingga saat ini total yang masih aktif 392 kasus masih dalam perawatan.
“Ada 12 indikator dalam perhitungan zonasi. Semarang sudah masuk zona risiko sedang saat ini dan harus ditingkatkan menjadi zona risiko rendah atau warna kuning. Semoga libur panjang kali ini tidak berdampak pada penambahan kasus baru atau lonjakan, sehingga berangsur-angsur Semarang bisa mencapai zona hijau,” ujarnya.
Ia menerangkan, dominasi klaster di Semarang terbanyak dari klaster perkantoran dan keluarga. Protokol kesehatan saat libur panjang ini harus dikedepankan, dan usahakan untuk tetap berlibur dalam kota saja agar tidak terjadi transmisi penularan Covid-19 yang lebih luas. “Klaster keluarga ini paling banyak terjadi, misalnya di Kedungmundu, Mijen dan Ngaliyan,” tuturnya.
Hakam mengajak masyarakat untuk tertib melakukan 3M, meliputi memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Utamanya bagi anggota keluarga yang sedang sakit atau yang mobilitasnya tinggi. “Jadi penerapan 3M di dalam rumah juga berpengaruh. Karena yang terpapar biasanya memiliki mobilitas yang tinggi,” katanya. (den/ida/bas)