28.6 C
Semarang
Thursday, 17 April 2025

Penanganan Covid-19 di Pesantren Butuh Pendekatan Khusus

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Penanganan kasus Covid-19 di pesantren, butuh pendekatan yang berbeda dengan masyarakat umum. Perlu diintensifkan program Jogo Santri dan Jogo Kiai. Dan semua menerapkan keterbukaan.

“Pondok pesantren maupun pemerintah sama-sama terbuka. Semua tersenyum, maka akan terwujud pesantren yang sehat dan kuat di Jateng,” kata Sekretaris Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PWNU Jateng Dr KH Abu Choir MA, dalam acara webinar bersama media dengan tema santri sehat Indonesia kuat jaga santri di masa pandemi Covid-19, Kamis (22/10/2020).

Ditegaskan, jumlah paparan Covid-19 seperti gunung es. Terutama klaster pesantren. Yang terdata terpapar Covid-19 sejauh ini, di Pati ada satu pesantren, Wonogiri satu pesantren, Kebumen enam pesantren, Banyumas dua pesantren, Cilacap satu pesantren, dan di Kendal juga satu pesantren.

Sementara itu berdasarkan data yang disampaikan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Senin lalu (19/10), ada 923 kasus Covid-19 di klaster pondok pesantren di Jateng. Jika dipersentase sebanyak 44,6 persen dari total keseluruhan paparan Covid-19. Dari jumlah itu, 123 orang dirawat di ruang isolasi khusus, 446 karantina mandiri, 82 orang dirawat di rumah sakit, dan 272 sembuh.

Satgas Covid-19 Jateng, dr Budi Laksono mengatakan angka yang terpapar Covid-19 dan yang dinyatakan sembuh selalu berubah setiap harinya. Jika ada yang terpapar Covid-19, tidak usah bingung mencari dari mana asalnya.

“Kami para dokter juga tidak tahu. Terpenting melakukan tracing, selama sepekan sudah berhubungan dengan siapa saja. Dengan cara itu, bisa mencegah penyebaran Covid-19,” katanya.

Kepala Kantor UNICEF Perwakilan Jawa yang juga Tim Komunikasi Satgas Covid-19 Arie Rukmantara mengatakan, Jogo Santri bisa jadi suri-tauladan dalam memutus mata rantai Covid-19. “Oleh sebab itu harus ada perubahan melaksanakan pendidikan. Adik-adik santri berubah cara belajarnya, harus beradaptasi dan dimodifikasi,” tuturnya.

Wakil Pimpinan Ponpes Mondern Selamat Kendal Hj Almunfarijah mengatakan kasus 13 santri Pondok Modern Selamat Kendal yang terpapar Covid-19 kini mendapat penanganan cepat. “Ketika ada rapid test, ada 62 santri yang reaktif. Kami bekerjasama dengan Puskesmas dan Dinas Kesehatan di Kendal. Dalam tes lanjutan hanya 13 santri positif,” katanya

Sementara itu santri perempuan Adestya Hera Sabila dari Ponpes Al-Uswah Kota Semarang mengaku pesantrennya berusaha menerapkan kebiasaan baru untuk mencegah penyebaran Covid-19. “Tradisi cium tangan pak kiai dan bu nyai, kini ditiadakan. Pinjam-meminjam barang dilarang. Pesantren kini menerapkan hidup sehat dan bersih secara ketat. Bila ada santri yang tidak mengenakan masker, akan dihukum membersihkan lingkungan pesantren,” katanya.

Sementara itu, peringatan Hari Santri ke-6 juga menggema di lingkungan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Seluruh pegawai masjid terbesar kebanggaan Jateng ini kompak mengikuti upacara di halaman depan MAJT, Kamis (22/10).

Ketua Pengelola Pelaksana MAJT Prof Dr KH Noor Achmad MA mengakui, mengingat situasi pandemi Covid-19, penyelenggaraan peringatan HSN di MAJT hanya melibatkan internal para sesepuh, pengurus dan karyawan. Namun secara moral, gaung hari santri harus menggema sebagai era kebangkitan santri.

“Kami tidak mengundang pejabat, para pengasuh pondok pesantren juga tokoh masyarakat, karena pembatasan berkerumun dari penerapan Protokoler Kesehatan Covid-19,” tegas Prof Noor Ahmad. (hid/cr1/ida/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya