RADARSEMARANG.COM, Kendal – Hari Santri Nasional (HSN) harus menjadi penyemangat para santri. Terlebih di tengah pandemi seperti ini, hanya pesantren satu-satunya lembaga pendidikan non-formal yang masih bisa menjalankan aktivitas belajar mengajar.
Demikian dikatakan Ketua DPRD Kendal Muhammad Makmun. Menurutnya, santri harus bisa menjaga kepercayaan pemerintah dengan tetap menjalan protokol kesehatan. Caranya dengan wajib mematuhi 3M. Yakni mencuci tangan dengan sabun, mengenakan masker dan menjaga jarak.
Santri harus patuh protokol kesehatan merupakan kata kunci yang sangat penting dan wajib diterapkan secara disiplin. Sebab, menurut Makmun, saat ini hanya pesantren yang bisa menjalankan aktivitas secara tatap muka. Sedangkan lembaga pendidikan lain tidak bisa menjalankan aktivitas belajar mengajar secara tatap muka karena alasan pandemi Covid-19.“Para santri harus bisa menjaga kepercayaan yang sudah diberikan pemerintah ini,” tuturnya.
Selain itu, dengan adanya HSN harus menjadi momentum para santri untuk lebih semangat belajar. Sebab HSN menjadi bukti pengakuan pemerintah akan kontribusi santri bagi Negara Republik Indonesia.
“Hari santri menjadi penyemangat, karena hal ini bukti pengakuan negara terhadap kaum santri. Tanggal 22 Oktober ini menjadi saksi resolusi jihad KH Hasyim Asyari. Yakni sebagai peringatan bahwa perjuangan para ulama dan kiai melawan penjajah dan memerdekakan bangsa ini,” kata Makmun.
Sejak 22 Oktober 2015 ditetapkan sebagai HSN adalah sejarah bagi santri. Momen ini harus menjadi refleksi untuk mengingat kembali sejarah perjuangan para pendahulunya dalam berjuang melawan penjajah. (bud/adv/zal/bas)