31.8 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Cari OTG Agar Tak Menulari, DKK Semarang Gencarkan Swab Test

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang pun gencar melakukan swab test untuk menemukan pasien tanpa gejala (OTG) terindikasi Covid-19. Hal ini dilakukan agar tidak menularkan orang lain. Harapannya, target Desember menjadi zona hijau terwujud.

Langkah yang dilakukan DKK ini diamini oleh Sekretaris Komisi D Kota Semarang, Anang Budi Utomo. Menurutnya, dengan menggencarkan rapid test dan swab test masal, menekan angka penularan Covid-19.

“Kapasitas tesnya harus ditambah, persentase, sebaran dan cakupannya lebih banyak. Dengan begitu, transmisi penularan tidak terjadi,” katanya Senin (19/10/2020).

Politisi Partai Golkar ini mendukung langkah DKK bergerak cepat melakukan tracking terhadap pasien yang terindikasi positif Covid-19 ataupun klaster yang ada di Semarang. Lini satu, dua, sampai tiga, yang merupakan orang dengan kontak erat, wajib ikut swab test. “Misalnya klaster takziah kemarin, DKK sudah mengejar siapa saja yang kontak erat. Bahkan sampai lini ketiga,” bebernya.

Kepala DKK Semarang Moh Abdul Hakam mengatakan, hingga 10 Oktober lalu jumlah spesimen atau swab test yang sudah diperiksa di Kota Semarang sudah mencapai 58.423 spesimen. “Sejak Agustus, rata-rata spesimen yang diperiksa sebanyak 2.175 spesimen per minggu,” tambahnya.

Dari jumlah spesimen ini, 83 persen atau 48.739 spesimen dinyatakan negatif, dan 17 persen atau 9.684 spesimen dinyatakan positif. Jumlah ini, lanjut Hakam, lebih tinggi dari target yang diberikan provinsi sebesar 1.800 spesimen per minggu. “Kami selalu di atas target. Pekan lalu misalnya, sehari melakukan 400-500 swab test,” terangnya.

Selain itu, ia memerintahkan Puskesmas untuk memfasilitasi swab test gratis jika ada warga Semarang yang memiliki mobilitas tinggi, misalnya bekerja di luar kota. Tujuannya agar tidak terjadi penularan di tingkat keluarga. Saat ini, Semarang di zona orange dengan nilai 2,24. Sebentar lagi kuning dan masuk zona risiko ringan dengan nilai 2,4.

“Kami juga melakukan screening terhadap kelompok rentan, antara lain lansia di atas 60 tahun. Masyarakat yang memiliki riwayat penyakit lebih dari dua penyakit, ibu hamil, serta anak-anak,” pungkasnya. (den/ida/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya