RADARSEMARANG.COM, Semarang – Pemprov Jateng akan menyediakan lahan yang lebih luas dan sewa murah kepada calon investor. Tawaran tersebut untuk menggeliatkan iklim investasi.
Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng Ratna Kawuri menjelaskan, keringanan biaya dilakukan setelah berkaca pada pengalaman 2019 lalu. Saat itu, banyak investor yang tidak mau masuk ke Jateng. Bahkan memilih negara lain karena persoalan lahan.
“Mereka kala itu lebih memilih Vietnam, Kamboja, ataupun Thailand, ketimbang ke Indonesia,” katanya Minggu (11/10/2020).
Menurutnya, investor memilih negara tetangga karena harga sewa lahan relatif murah. Pihaknya pun mencoba menawarkan harga sewa lahan jauh lebih murah pada 2020. Saat ini, pihaknya bersama jajaran Pemprov Jateng tengah menggodok formula sewa lahan dengan pengelola di kawasan industri.
“Akan kami berikan keringanan sewa lahan khusus untuk investor asing yang mau masuk mulai 2020 ini sampai ke depannya,” tegasnya.
Pihaknya saat ini sudah mempersiapkan beberapa kawasan industri. Di antaranya di Brebes, Batang, Kendal, Demak, Semarang dan Cilacap. Pendampingan rutin terus dilakukan perihal penawaran.
“Kami juga menjaga kinerja dari para investor yang sudah beroperasi dan berproduksi di Jawa Tengah. Kami selalu pantau dan juga dampingi,” ungkapnya.
Terpisah, Direktur Operasional PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) Ahmad Fauzie Nur mengatakan, formula keringanan sewa lahan tengah dirampungkan bersama konsultan. Setelah itu akan dimintakan persetujuan ke pemerintah. “Usulannya akan kami share setelah sudah ada persetujuan dari pemerintah. Intinya kawasan industri kami akan sangat kompetitif di mata investor,” kata Fauzie.
Dikatakannya, Jateng secara umum masih menjadi lokasi pilihan favorit bagi investor. Beberapa pertimbangannya antara lain iklim berusaha yang kondusif, UMR yang kompetitif. “Ada akses transportasi yang strategis, seperti infrastruktur jalan tol Trans Jawa, pelabuhan, bandara, dan lain sebagainya,” pungkasnya. (avi/zal/bas)