RADARSEMARANG.COM, Magelang – Kenaikan cukai rokok didukung petani dengan catatan dapat meningkatkan kesejahteraan. Sebab cukai hasil tembakau kenyataannya lebih berorientasi pada pencapaian target penerimaan daripada pembatasan konsumsi rokok. Juga upaya meningkatkan kesejahteraan petani.
Ketua Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) Unimma Retno Rusdjijati mengatakan pemanfaatan dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) seharusnya digunakan dalam bentuk kegiatan meningkatkan kualitas bahan baku, pembinaan industri. Juga pembinaan lingkungan sosial, sosialisasi kebutuhan di bidang cukai dan pemberantasan barang cukai ilegal.
“Seharusnya DBHCHT ini kembali ke yang berkepentingan fokus kepada petani dan buruh tembakau,” ujarnya kepada wartawan Jumat (18/9/2020) di kampus Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Magelang.
Lanjut Retno, petani memberikan dukungan kenaikan cukai rokok dengan tuntutan, semestinya pemerintah merumuskan rencana strategis yang berbasis kesejahteraan petani. Tidak semata menonjolkan peran industri kecil hasil tembakau (IHT).
Retno menyitir pendapat Hasbullah Thabrany peneliti di Center for Health Economics and Health Policy, agar pemerintah mengalokasikan 5-10 persen pendapatan cukai rokok untuk program pendampingan petani tembakau beralih profesi. Kebijakan ini selaras dengan keinginan pemerintah untuk menurunkan konsumsi rokok. (ima/bis/lis/bas)