RADARSEMARANG.COM, Batang – Pelaku UMKM di Kabupaten Batang dinilai kurang melihat potensi produk kakao lokal. Padahal Batang memiliki lahan perkebunan kakao yang luas. Bisa dikatakan terluas di Jawa Tengah.
Karenanya UGM Cocoa Teaching Industry terus mengedukasi masyarakat, berkaitan dengan pengolahan kakao. Mulai dari biji hingga menjadi produk siap olah. Berupa butter dan bubuk cokelat. Pabrik dengan mesin 4.0 pertama di Indonesia itu menerima kunjungan pelajar, mahasiswa maupun umum. Agar bisa melihat secara langsung proses produksi.
“Produk kakao lokal bisa diolah menjadi minuman, campuran kue, para pengusaha juga bisa mengreasikan bubuk cokelat sebagai cokelat batangan. Memanfaatkan bahan-bahan alami,” kata Kepala Produksi Nur Hadi Agus Tugiono pada RADARSEMARANG.COM.
Semua kalangan diedukasi. Pihaknya bisa memberikan pelajaran mengenai pembuatan dan pengolahan cokelat. Sementara berkaitan dengan resep, diserahkan secara langsung pada para UMKM untuk berkreasi.
“Kami menyedkakan produk murni, tanpa ada campuran kimia. Kami terus mengedukasi masyarakat untuk memahami cokelat yang asli itu seperti apa. Juga agar masyarakat mau memanfaatkan produk kakao lokal. Sebagai produk unggulan di daerahnya, perkebunan kakao di Kabupaten Batang kan sangat luas,” imbuhnya.
Memanfaatkan cokelat natural tentu memiliki cita rasa berbeda. Ada ciri khas tersendiri. Saat ini yang memanfaatkan produk kakao lokal hanya pengusaha berbasis cafe. Nur Muhib, General Manager UGM Cocoa Teaching Industry melihat para UKM lain masih berkutat pada permodalan.
Kebanyakan menginginkan hasil secara instan. Padahal menurutnya, hasil tidak bisa diperoleh secara instan. Para pengusaha UKM terutama pemuda masih dirasa mengabaikan proses. Proses dirasa sangat penting, mematangkan skill dan ketangguhan. Menghadapi rintangan dalam bisnis, bahwa kegagalan merupakan hal lumrah. Awal dari proses kesuksesan. “Pinginnya usaha langsung dapat hasil besar, ya tidak bisa seperti itu,” pungkasnya. (yan/lis/bas)