RADARSEMARANG.COM, Magelang – Di masa pandemi Covid 19 ini petani tembakau semakin terpuruk. Meskipun daun tembakau yang dihasilkan secara kuantitas bagus tetapi secara kualitas panenan tahun ini mengalami penurunan karena curah hujan yang turun di luar musimnya. Harga juga tidak seperti yang diharapkan.
Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) melakukan serangkaian survei ke petani tembakau di Magelang dan Temanggung. Mereka menemukan keluhan petani terkait kelangkaan pupuk, masalah harga jual dan faktor alam. Hal ini ada di daerah Candisari, Windusari, Kabupaten Magelang. “Masalah pupuk seperti mulai berkurangnya pupuk subsidi yang mengakibatkan petani membeli pupuk nonsubsidi yang harga mahal,” kata Ketua MTCC Retno Rusdjijati.
MTCC selanjutnya mengupayakan untuk menggunakan sistem tumpangsari. Di sela tanaman tembakau, misalnya bisa ditanam ubi. Selain untuk menjaga kesuburan tanah, juga bisa jadi penghasilan selain tembakau sebagai tanaman utamanya. Sedangkan untuk pupuk, MTCC memandang perlu untuk mengupayakann pendampingan pembuatan pupuk organik untuk menggantikan pupuk yang langka dan mahal. “Tidak kalah dengan ketela madu, ketela di Windusari rasanya manis dan legit,” tambahnya. (ima/bis/ton/bas)