30.4 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Investasi Turun, Serapan Tenaga Kerja Justru Tinggi

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Meski nilai investasi 2020 mengalami penurunan, peningkatan penyerapan tenaga kerja di Jateng masih tinggi. Terbukti, angka serapan tenaga kerja pada semester I tahun 2019 sebanyak 49.833 pekerja. Namun, di semester I tahun 2020 angka itu meningkat menjadi 85.256 pekerja.

“Peningkatannya sebanyak 35.423 pekerja,” kata Kepala DPMPTSP Jateng Ratna Kawuri kepada RADARSEMARANG.COM.

Menurutnya, jumlah penyerapan tenaga kerja dibagi menjadi dua. Yakni tenaga kerja pada sektor asing dan sektor dalam negeri. Pada semester I 2019, terdapat Penanaman Modal Asing (PMA) sebanyak 25.297. Sementara, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebanyak 24.536 pekerja. Pada semester I 2020, PMA sebanyak 53. 468. Sementara PMDN tercatat 31.789.

“Meskipun secara keseluruhan realisasi investasi di Jateng mengalami penurunan, namun masih ada 791 proyek yang belum tercatat nilainya sekitar Rp 4,7 triliun. Data proyek itu nantinya tidak hangus, akan dicatat pada triwulan selanjutnya,” imbuh Ratna.

Melansir data DPMPTSP, realisasi investasi di Jateng pada kuartal 2 tahun 2020 mengalami penurunan. Yakni sebesar Rp 8,57 triliun. Dari sebelumnya pada kuartal 1 tahun 2020 sebesar Rp 19,253 triliun. Data menyebutkan, ada penurunan sekitar 55,53 persen. “Ada penurunan yang lumayan. Baik dari aspek produksi, pemasaran, bahan baku, ketenagakerjaan, logistik dan penundaan realisasi investasi,” kata Ratna.

Pada 2020, PMDN mendominasi. Didominasi eksisting pekerja dengan perusahaan. Makanya ada peningkatan signifikan. Ada trading, yakni memberikan karpet merah kepada siapapun yang akan melakukan investasi. “Nilai positifnya bagi investor dalam negeri,” kata Ratna.

Hal ini dilakukan semata-mata untuk mendongkrak serapan tenaga kerja. Menyusul kondisi investor asing yang belum ada tanda-tanda berinvestasi di Jateng. Selain itu, ada skema penawaran kawasan industri khusus. Melalui infrastruktur yang mendukung, ada insentif fiskal dan non fiskal. Serta memberi tempat yang lebih banyak kepada tenant yang ingin berinvestasi.

“Diharapkan penyerapan tenaga kerja banyak. Itu menjadi pembeda ketika kita harus mengubah strategi agar masih tetap ada pemasukan dan bertahan,” sambung Ratna. (avi/ida/bas)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya