RADARSEMARANG.COM, Kendal – Tidak harus menunggu dewasa dan memiliki pekerjaan untuk bisa menunjukkan baktinya kepada kedua orang tua. Kee Abyansyah Sitepu, 14, bersama adiknya Calanta Rafanda Sitepu, 8, bisa menunjukka bakti anak kepada orang tua dengan caranya sendiri.
Ya, putra putri Bupati Kendal Mirna Annisa ini rela membongkar celengannya untuk dibelikan hewan kurban. Yakni berupa dua ekor sapi berukuran besar.
Dua ekor sapi kurban tersebut mereka serahkan ke dua pondok pesantren. Luar biasanya, kedua hewan kurban tersebut mereka serahkan atas nama ayah dan bundanya, Ferry Sandy Sitepu dan Mirna Annisa.
“Kedua hewan kurban ini kami berikan, pahalanya kami khususkan untuk ayah dan bunda. Karena berkat beliau berdua, kami bisa seperti sekarang ini,” kata Kee Abyansyah yang akrab disapa Bang B.
Dua ekor sapi dibelinya tanpa sepengetahuan ayah dan bundanya. Keduanya memecah celengan yang selama ini disimpan di dalam dua celengan berbentuk macan besar. Satu celengan milik Bang B, dan satu lainnya milik adiknya Calanta Rafanda yang akrab disapa Non C.
Setelah menghitung tabungannya tersebut, keduanya bermaksud membelikan hewan kurban. Karena tidak ingin diketahui kedua orang tuanya, Bang B menghubungi Santi yang tidak lain, budenya yang sering membantunya. Ia meminta kepada budenya untuk mencarikan dua ekor sapi melalui pesan whatsapp (WA).
“Saya juga minta agar bude tidak memberi tahu ayah dan bunda. Karena kalau sampai tahu, bunda pasti yang bayarin sapinya. Karena sejak awal kami ingin uang ini dibelikan hewan kurban untuk ayah dan bunda,” katanya.
Singkat cerita, budenya membelikan dua ekor sapi sesuai permintaan Bang B dan Non C. Begitu dua ekor sapinya tiba, langsung diserahkan kepada dua pondok pesantren. Pun itu dilakukan tanpa sepengetahuan Mirna dan Ferry Sitepu.
Dua pondok pesantren tersebut adalah Pondok Pesantren Wasilatul Huda di Desa Taman Gede, Kecamatan Gemuh dan Pondok Pesantren Hufadzil Qur’an An-Nur, Desa Pamriyan, Kecamatan Gemuh. “Kami serahkan untuk para santri yang sedang menempuh pembelajaran ngaji kitab ataupun hadalan Quran,” tuturnya.
Bang B menceritakan, ide awal sangat ingin berkurban untuk ayah dan bundanya memang sudah lama. Tepatnya, sejak ia mengikuti pengajian-pengajian di mana hikmah menyembelih dan membagikan daging hewan kurban adalah bisa menyelamatkan orang dari siksaan api neraka kelak di akhirat.
Sedangkan uang tabungannya ia dapat dari menyisihkan uang saku sekolah, uang pemberian dari saudara dan hadiah dari ayah dan bundanya. Uang-uang tersebut ia tabung sejak ia SD hingga sekarang duduk di bangku kelas 1 SMA.
“Kalau prestasi sekolah bagus, dapat nilai bagus, ayah dan bunda biasanya memberikan kami hadiah berupa uang. Tujuannya untuk memotivasi kami agar lebih semangat belajar. Tapi uang-uang itu tidak pernah kami gunakan melainkan selalu kami tabung,” jelasnya.
Akhirnya setelah dirasa cukup, Bang B dan Non C memecah celengan tersebut. Bang B mengajak adiknya untuk memecah celengannya masing-masing untuk dibelikan hewan kurban.
Baik Bang B maupun Non C, menyadari keduanya masih anak-anak. Belum bisa bekerja dan menghasilkan uang sendiri. Tapi keinginan keduanya untuk berbakti sangat kuat. “Uang juga masih minta orang tua,” katanya.
Tapi dari pemberian orang tua yang ia sisihkan, Bang B dan Non C berharap mendapat Ridho Allah SWT sebagai anak yang salih-saliha. “Sebab Ridho Allah kepada anak itu terletak pada ridhonya orang tua,” katanya.
Mirna Tak Bisa Berkata-Kata Dengar Pengakuan Dua Buah Hatinya
Bupati Kendal Mirna Annisa terharu sekaligus bangga dengan dua buah hatinya. Kee Abyansyah Sitepu dan Calanta Rafanda Sitepu. Ia tak menduga sebelumnya jika putra putrinya itu akan membeli dua ekor hewan kurban. Rasa bahagia Mirna sampai tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
“Bahagia dan terharu hingga tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Karena saya pikir mereka masih anak-anak. Di mana namanya anak-anak kalau punya uang pemberian atau hasil tabungan pasti ingin dibelikan mainan, gadget, sepeda dan sebaginya,” katanya dengan isak tangis bahagia.
Terlebih ia sebagai ibundanya tidak diberitahu sebelumnya jika dua buah hatinya itu akan membeli hewan kurban.“Saya tidak tahu. Saya tahu setelah ada wartawan yang nanya ke saya. Akhirnya saya kroscek ke anaknya. Mereka (Bang B dan Non C, Red) mengakui memang telah membeli hewan kurban,” tandasnya.
Mendengar pengakuan kedua anaknya itu, Mirna langsung menganis haru dan langsung memeluk keduanya dengan hangat. “Ya Allah nak, siapa yang ngajarin kamu untuk beli hewan kurban! Terima kasih ya nak, bunda sayang sama kalian berdua,” ujar Mirna kepada dua bah hatinya.
Menurut Mirna, tidak ada yang menyuruh anaknya membongkar celengan untuk membeli hewan kurban. Bang B memiliki inisiatif tersebut lantaran ingin memberikan yang terbaik kepada kedua orang tuanya yang mereka cintai.
Mirna membenarkan jika sapi-sapinya itu dibeli dari hasil tabungan Bang B dan Non C sejak lama. “Ya memang selama ini kalau mereka dapat nilai bagus di sekolah saya dan suami (Ferry Sandy Sitepu, Red) selalu memberikan hadiah. Biasanya uang Rp 50-100 ribu. Tidak besar memang, tapi harapan kami itu adalah bentuk apresiasi agar mereka semangat dalam belajar,” ungkapnya.
Menurut Mirna, sejak kecil Bang B memang paling menonjol dalam hal kegiatan bersifat sosial. Bahkan setiap kali ulang tahun, Bang B minta agar perayaannya dilakukan di panti asuhan.
“Dia (Bang B, Red) tidak mau party ngundang teman-temannya. Justru dia minta uangnya dibelikan makanan dan barang-barang untuk dibawa ke panti asuhan. Dia juga ndak ingin saya ikut panti asuhan, karena dia merasa kasihan dengan anak-anak panti yang sudah tidak memiliki bapak ibu. Makanya dia ke panti asuhan sendiri, saya menunggu di luar,” terangnya.

Anak Salih-Salihah yang Patut Jadi Tauladan
Niat tulus Kee Abyansyah Sitepu dan Calanta Rafanda Sitepu menyumbangkan dua ekor sapi kurban mendapatkan apresiasi pengasuh Pondok Pesantren Wasilatul Huda, Taman Gede Gemuh, KH Adib Anas Noor dan Pengasuh Pondok Pesantren Hufadzil Qur’an An-Nur, Pamriyan, Gemuh, KH M Ulil Abshor. Terlebih sapi tersebut dari hasil tabungan pribadinya.
KH Adib atau biasa disapa Abah Adib didampingi Nyai Hajah Adib merasa terharu dengan yang dilakukan Kee Abyansyah alias Bang B dan Calanta alias Non C. “Anak usia belasan tahun sudah punya pemikiran untuk mewujudkan baktinya kepada kedua orang tuanya,” ujarnya.
Hal ini tentu sangat membanggakan dan membahagiakan kedua orang tuanya. Ia berharap, apa yang dilakukan Bang B dan Non C bisa menjadi tauluada anak-anak lainnya di Kendal. Yakni gemar menabung dan berbakti kepada kedua orang tuanya.
“Subhanallah, seusia segitu sudah punya niat yang baik sekali. Ini pertanda kedua anak itu menjadi anak yang salih-salihah. Dengan keikhlasan dan kebaikan hatinya yang ingin berbakti kepada bapak-ibunya,” tuturnya.
Ny Hajah Adib mengatakan, kebaikan keduanya telah ia rasakan dan saksikan sendiri. Dengan tulus ikhlas mempersembahkan kebaikan untuk bapak-ibunya. “Mudah-mudahan bisa menjadi istiqomah menjadi anak yang salih-salihah dan jadi tauladan untuk anak-anak muda,” doanya.
Hal senada dikatakan Pengasuh Pondok Pesantren Hufadzil Qur’an An-Nur, KH M Ulil Abshor. “Mudah-mudahan niat dan amal baiknya diterima. Terlebih ini untuk membahagiakan orang tua. Sungguh sangat mulia niatnya,” ucapnya.
Ia hanya bisa berdoa semoga segala kebaikan Bang B dan Non C bisa memperlancar rezeki dan jadi anak yang salih-salihah. “Semoga semua cita-citanya yang baik dikabulkan oleh Allah SWT, aamiin,” pungkasnya. (bud/zal)