RADARSEMARANG.COM, Pekalongan – Buku HM Saelany Machfudz, Birokrat Santri yang Paham Aspirasi karya HS Priyo Soeaedy diluncurkan Jumat (24/7/2020) malam. Buku biografi Wali Kota Pekalongan tersebut diharapkan dapat meningkatkan dan memotivasi generasi muda.
“HM Saelany Machfudz merupakan sosok yang bisa diteladani. Untuk itu dalam buku tersebut secara objektif dan tidak berlebihan dengan tanggung jawab moral ia sampaikan ke khalayak,” ujar penulis HS Priyo Soeaedy Jumat malam (24/7).
Menurutnya, dengan mempelajari buku-buku arsip seperti biografi wali kota ini, diharapkan dapat meningkatkan dan memotivasi para generasi muda. Sebab, sosok Wali Kota Saelany memang patut diteladani. Sebagai penulis, sudah mengetahui pergerakan Saelany sejak awal. “Sosoknya layak jadi panutan, apa yang saya tulis sesuai dengan realitas. Tidak berlebihan kalau saya sebut beliau adalah sosok santri yang paham tentang aspirasi,” tandas Priyo saat peluncuran buku di Gedung PIBB Kota Pekalongan itu.
Menanggapi peluncuran buku tersebut, Wali Kota HM Saelany Machfudz merasa bahwa semua itu berlebihan. Karena menurutnya apa yang dilakukan itu adalah suatu amanah yang harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin. “Jika orang menilai hal itu patut diteladani hakikatnya adalah apa yang saya lakukan ini karena saya manusia yang ingin bermanfaat untuk orang lain,” ujar Saelany.
Sementara itu Plt Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinarpus) Kota Pekalongan, Erli Nufiati menjelaskan penerbitan buku ini sebagai upaya pemanfaatan khazanah arsip untuk informasi serta mengenalkan lembaga kearsipan Kota Pekalongan sebagai bahan penelitian dan penelusuran sejarah yang valid.
Buku biografi tersebut ditulis pada 2019. Juga merupakan buku terbitan kali kelima oleh lembaga arsip Kota Pekalongan. Tujuannya agar masyarakat Kota Pekalongan memiliki sejarah yang panjang dan luas dengan nilai-nilai luhur yang tercipta seiring tumbuhnya peradaban.
Sebab, sosok wali kota merupakan tokoh secara resmi yang memimpin daerah dengan segala kebijakannya. “Sehingga menurut kami perlu diselamatkan informasinya sebagai arsip statis di lembaga kearsipan,” tutur Erli. (han/hum/lis)