RADARSEMARANG.COM, Semarang – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo meminta percepatan pengoperasian Kawasan Industri Kendal (KIK). Sebab KIK Kendal yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) memiliki potensi besar dalam peningkatan ekonomi di Jateng.
“Ada perhatian besar dari pemerintah pusat kepada Jateng. Khususnya dalam pengembangan industri perlu direspon cepat. Maka, saya minta peluang ini ditangkap dengan melakukan percepatan-percepatan operasional KIK,” katanya Rabu (15/7/2020).
Ia juga menyoroti masih adanya beberapa persoalan di KIK Kendal yang belum terselesaikan. Seperti halnya kelengkapan sarana prasarana penunjang, seperti belum ada air. “Airnya masih nunggu tender, maka dicoba fasilitasi dengan sumur dalam dan itupun terbatas agar bisa segera jalan,” ujarnya.
Persoalan lainnya adalah belum adanya administrator yang mengelola KIK. Karena itua, perlu didorong segera terisi jabatan tersebut. Percepatan dalam penataan ekonomi di Jateng diperlukan saat ini agar bisa segera bangkit pascapandemi covid-19. “Perhatian besar dari pemerintah pusat kepada Jateng dalam pengembangan industri cukup besar sehingga perlu percepatan,” kata Ganjar.
Sebagaimana diketahui, Kabupaten Kendal menjadi kawasan ekonomi khusus karena memiliki tempat yang strategis. Terletak di jalur pantai utara, kawasan ini dekat dengan pelabuhan Tanjung Emas, bandara, jalur rel ganda dan dilewati jalur tol Jawa.
Kawasan itu direncanakan menempati lahan seluas 1.000 hektare. Sementara itu, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretaris Daerah Jateng Peni Rahayu mengatakan, target investasi KIK adalah 5 miliar dolar AS dalam kurun waktu lima tahun.
Adapun target nilai ekspor setiap tahunnya mencapai 500 juta dolar AS, dan target nilai impor subsidi mencapai 250 juta dolar AS per tahun. Sedangkan, target penyerapan tenaga kerja di kawasan tersebut adalah 20 ribu orang pekerja, hingga 2025.
Ia menyebut, sesuai rencana, tahap kemajuan pembangunan infrastruktur sudah mencapai 100 persen, mulai dari pembangunan kawasan dan pelaku usaha. “Nilai investasi di tahun 2020 sudah mencapai 1,9 miliar dolar AS atau senilai Rp 18,3 triliun,” katanya. (ewb/ida/bas)