RADARSEMARANG.COM, Batang – Semasa pandemi korona, seluruh kegiatan belajar mengajar dialihkan menggunakan sistem daring. Padahal tidak semua siap menggunakan metode tersebut, masih banyak kendala teknis di lapangan.
Wakil Ketua DPRD Batang H Nur Faizin pun menyoroti pemberlakuan pembelajaran daring tersebut. Sistem daring tentunya tidak bisa dilakukan terus-menerus.
“Kalau ada wacana pendidikan dilakukan secara daring selamanya ya tidak mungkin. Full daring tidak cocok dengan kultur di masyarakat, kegitan belajar mengajar efektif dilakukan dengan tatap muka. Transfer ilmunya ya dari bertemu. Belajar tidak melulu ilmu pengetahuan, tapi juga belajar tata krama, akhlak juga mental. Kita tidak tahu bagaimana siswa bersikap saat pembelajaran online. Harus ada pendampingan secara langsung dari pengajar,” tuturnya pada RADARSEMARANG.COM saat ditemui di kantornya.
Hal tersebut membuat kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka sangat penting dilakukan. Tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan, diatur sedemikian rupa supaya tidak menciptakan klaster baru dari dunia pendidikan.
Pengawasan terhadap siswa pun perlu benar-benar diperhatikan. Sekolah harus memiliki standar penerapan protokol kesehatan. Risikonya sekolah juga harus memberlakukan sif, atau menambah ruangan. Namun, itu tidak memungkinkan. Menurutnya tantangan-tantangan di dunia pendidikan tersebut harus dihadapi.
Ia pun berharap kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah bisa segera diterapkan. Karena kurang efektifnya pembelajaran daring. Selain itu juga memberatkan warga yang hidup pas-pasan. Mereka harus menyediakan smartphone juga kuota yang tentunya perlu uang tidak sedikit.
Sementara itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) telah menyiapkan strategi pembelajaran di era new normal. Kabid Pembinaan Pendidikan Dasar Disdikbud Sabar Mulyono menjelaskan KBM akan disesuaikan sesuai zona tempat sekolah tersebut. Ketika semua pihak sepakat memberlakukan new normal, tri pusat pendidikan harus konsekuen. Keluarga, masyarakat dan sekolah bekerjasama menerapkan protokol kesehatan. Saling mengawasi, terciptanya lingkungan yang kondusif.
Salah satunya, siswa tidak perlu lagi cium tangan kepada guru, tetapi cukup mengatupkan kedua tangan sambil sedikit menundukkan kepala di hadapan guru. (yan/wan/lis/bas)