33 C
Semarang
Saturday, 14 June 2025

RSUD Temanggung Mewisuda Pasien TB-RO

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Temanggung – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Temanggung terus berbenah untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Sejak tahun 2019 rumah sakit pemerintah daerah itupun membuka melayani pengobatan kepada masyarakat penderita tuberkolusis resisten obat (TB-RO) atau TB kebal obat-obatan biasa.

Dengan adanya pelayanan TB-RO tersebut, masyarakat pun tidak harus melakukan pengobatan di luar kota seperti Solo, Salatiga, dan Semarang. Bahkan RSUD Temanggung juga akan melayani rawat inap untuk penyakit berbahaya itu.

Direktur RSUD Temanggung Tetty Kurniawati mengungkap tidak semua rumah sakit mempunyai fasilitaspengobatan TB-RO. Hanya di beberapa rumah sakit yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan yang mempunyai fasilitas tersebut.

“Alhamdulillah kita diberi kepercayaan untuk bisa melayani TB-RO ini menjadi kebanggaan untuk kita sendiri. Kementerian Kesehatan juga memberikan perhatian cukup besar karena ini merupakan penyakit menular yang penularannya lewat udara,” bebernya.

Selain itu, dalam waktu dekat Kementerian Kesehatan juga akan merenovasi gedung khusus untuk TB-RO sehingga pasien nyaman. “Jadi nanti ada tempat untuk melayani rawat inap pasien TB-RO. Selama ini baru melayani pasien rawat jalan saja. Nanti kalau gedung sudah siap insyaallah rawat inap pun bisa kami layani. Semoga renovasi segera terlaksana dan akhir tahun ini selesai,”ungkapnya.

Sejak dibuka tahun 2019 RSUD Kabupaten Temanggung telah menangani 18 orang TB-RO. Delapan di antaranya sudah sembuh, empat  masih dalam pengobatan, dua orang putus pengobatan dan empat orang meninggal.

Koordinator Tim Ahli Klinis TB-RO RSUD Temanggung dr Lusiana Susilo Utami  mengungkapkan TB-RO adalah TBC kebal obat, merupakan salah satu penyakit berbahaya. Pengobatannya pun sudah tidak bisa diberikan dengan obat-obatan TB biasa bahkan tingkat kesembuhannya lebih rendah dibandingkan dengan TB biasa.

“Bahkan angka penularannya juga sangat tinggi sehingga sangat-sangat berbahaya karena penularan juga besar yakni melalui udara. Efek samping yang ditimbulkan juga lebih besar,” imbuhnya.

Pengobatan TB-RO itu ada dua macam, yakni pengobatan jangka pendek dan pengobatan jangka panjang. Ada kriteria-kriteria khusus untuk pasien dengan pengobatan jangka pendek maupun jangka panjang.

“Pengobatan jangka pendek itu sembilan sampai 11 bulan, sedangkan jangka panjang 18 sampai dua tahun lebih. Jika lebih dari dua tahun maka akan dinyatakan gagal sedangkan jika gagal maka pengobatannya akan lebih berat lagi,” jelasnya. (tbh/adv/lis/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya