RADARSEMARANG.COM, Semarang – Pelaku bisnis wedding organizer (WO) perlahan mulai menerima slot akad nikah. Owner Konco Manten Management Mudo Midarmoko mengungkapkan, prosedur pernikahan yang dilangsungkan hanya berupa akad.
“Akad tetap memakai wedding organizer karena kemauan klien. Kalau pakai KUA dirasa tidak sesuai SOP, berjubel, unthel-unthelan. Alhamdulillah dengan catatan 30 orang itu, masih dalam standarisasi akad,” ungkapnya kepada RADARSEMARANG.COM, Rabu (17/6/2020).
Setelah dibukanya aturan tersebut, klien yang melangsungkan akad nikah mulai berdatangan. Penurunan orderan wedding dirasa sejak 19 Maret. Semua agenda di-reschedule hingga berujung pada pengembalian uang. “Padahal kalau persiapan acara itu harus H-7. Memang terasa sekali efek pandemi ini, turunnya 100 persen. Setelah ada aturan kuota 30 orang, alhamdulillah sudah ada yang akad. Satu sudah akad, dan yang lainnya menyusul di Juli dan Agustus,” kata Mudo.
Owner Special Wedding Management (SWM) Suwito Yuli Murdianto turut mengungkapkan hal serupa. Kliennya mulai berdatangan bebarengan dengan diberlakukannya aturan baru. “Minggu ini sudah ada tiga yang mendaftar akad tanpa resepsi. Hanya dihadiri oleh keluarga mempelai yang bersangkutan. Dua klien sebelumnya sudah melangsungkan akad. Sabtu besok sisa satu yang sudah pasti akan akad beberapa hari lagi,” ungkap Suwito,
Peraturan yang baru dikeluarkan dinilai menjadi solusi. Kuota 10-30 orang dirasa cukup, demi menghindari kerumunan massa saat momen sakral dilakukan. Meskipun belum terbiasa, ia bersama tim tetap berusaha maksimal. “Saat ini kami hanya khusus akad, tidak resepsi. Rentang Mei awal hingga akhir, masih banyak yang ragu untuk melangsungkan pernikahan. Karena belum ada anjuran dari pemerintah, akhirnya klien semuanya memutuskan re-schedule atau pembatalan,” imbuhnya. (avi/ida/bas)