RADARSEMARANG.COM, IPA merupakan ilmu yang terdiri dari produk dan proses. IPA dapat disampaikan dengan mengajak siswa menemukan sendiri konsep yang ada dalam IPA. Konsep-konsep yang ada dalam IPA akan sulit diterima siswa apabila mengandalkan komunikasi verbal yang dilakukan oleh guru. Suatu konsep dalam IPA akan mudah diterima oleh siswa apabila dalam proses pembelajaran siswa dapat melihat proses ditemukannya suatu konsep atau teori tersebut.
IPA dipandang sebagai suatu proses dan sekaligus produk sehingga dalam pembelajarannya harus mempertimbangkan strategi atau metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Yaitu salah satunya melalui kegiatan praktik. Hal ini dikarenakan melalui kegiatan praktik siswa melakukan olah pikir dan olah tangan. Kegiatan praktik dalam pembelajaran IPA mempunyai peran motivasi dalam belajar, memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan sejumlah ketrampilan, dan meningkatkan kualitas belajar siswa.
Hal ini juga terjadi pada siswa kelas VIIA SMP Negeri 3 Weleri Kabupaten Kendal. Ketika pembelajaran IPA dengan metode lain, siswa kurang minat dan hasilnya juga kurang maksimal. Sebagai salah satu penyebabnya, siswa mempunyai perbedaan kemampuan verbal dan intelektual yang berbeda-beda. Sebagai guru IPA penulis mencoba menerapkan pembelajaran eksperimen sebagai pemecahannya.
Metode eksperimen adalah bagian dari pengajaran yang bertujuan agar peserta didik mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan teori pada keadaan nyata. Menurut Sudirman (1992:163) “metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran kepada siswa untuk melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sesuatu yang dipelajari.” Hal ini sejalan dengan Suherman dan Winataputra (1993:219) yang menyatakan bahwa “metode praktikum adalah suatu cara penyajian yang disusun secara aktif untuk mengalami dan membuktikan sendiri tentang apa yang dipelajarinya.”
Melalui pelaksanaan metode pembelajaran praktikum, siswa dapat memiliki banyak pengalaman, baik berupa pengamatan langsung atau melakukan percobaan sendiri dengan objek atau fenomena tertentu. Melalui pengalaman nyata ini, siswa dapat belajar lebih mudah dibandingkan dengan belajar melalui sumber sekunder, misalnya buku atau pengalaman orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Bruner (dalam Tresna Sastrawijaya, 1998:17) bahwa “anak belajar dengan pola inactive melalui perbuatan (learning by doing) akan dapat mentransfer ilmu pengetahuan yang dimilikinya pada berbagai situasi”.
Langkah-langkah pelaksanaan dan tindak lanjut metode praktikum meliputi, 1) Persiapan antara lain menetapkan judul dan tujuan praktikum, mempersiapkan alat dan bahan, tempat praktikum, mempertimbangkan jumlah siswa dengan alat yang tersedia, dan tata tertib selama praktikum, serta membuat petunjuk dan langkah-langkah praktikum; 2) Pelaksanaan praktikum, siswa melakukan kegiatan praktikum sesuai dengan petunjuk dan langkah-langkah yang telah dibuat pada tahap persiapan praktikum. Kegiatan siswa meliputi pengamatan, mencatat data, menganalisis data, menjawab pertanyaan, menyimpulkan, dan mengomunikasikan hasil praktikum. Sedangkan guru dalam pelaksanaan praktikum adalah mengawasi proses praktikum, baik secara menyeluruh maupun perkelompok; 3) Tindak lanjut siswa diminta membersihkan dan menyimpan peralatan yang digunakan, mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama praktikum, membuat laporan hasil praktikum, meminta perwakilan siswa untuk mempresentasikan hasil laporan yang telah diperoleh dan dibuat selama kegiatan praktikum berlangsung.
Setelah guru menerapkan metode praktikum di kelas VIIA SMPN 3 Weleri, proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan siswa lebih semangat serta hasil belajar siswa maksimal. Disamping itu para siswa dapat mengembangkan sejumlah ketrampilan, proses menguji dan melaksanakan teori serta meningkatkan kualitas belajar siswa. (pgn1/ida)
Guru IPA SMPN 3 Weleri Kabupaten Kendal