RADARSEMARANG.COM, SEMARANG – Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Jawa Tengah mewadahi kreativitas guru dan kepala sekolah (kepsek) melalui lomba bertema Optimalisasi Mutu Pendidikan.
Lomba kali ini meliputi best practice kepala sekolah, inovasi dan kreativitas pembelajaran, penelitian kelas, lomba macapat, lomba berkisah dan penyusunan RPP beserta soal. Peserta dari guru pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga SMA.
Bertempat di Gedung Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Tengah. Lomba diikuti 450 peserta. Acara yang berlangsung dari tanggal 16-17 November 2019. Lomba ditutup dengan seminar nasional. Seminar nasional diharapkan mampu menambah wawasan pendidikan terhadap guru dan peserta.
Peserta lomba terdiri dari 8 Korda yang mewakili 35 wilayah kabupaten/kota di Jawa Tengah. Kontingen yang mengikuti seperti Korda Banyumas, Solo, Kota Semarang, Kendal dan Demak. Masing-masing korda mengirimkan satu juara sebagai perwakilan tingkat TK hingga SMA. Sekolah yang mengikuti antara lain SMP Islam Terpadu Bina Amal, dan SMP Islam Terpadu Harapan Bunda.
Ketua JSIT Jawa Tengah Sigit Cahyantoro menegaskan, lomba sebagai sarana peningkatan mutu guru dan kepala sekolah. Guru sekolah Islam Terpadu diharapkan mampu bertanggung jawab terhadap profesionalitas yang dimiliki.
“Menyambut revolusi industri 4.0, agenda yang dilaksanakan sebagai upaya untuk melakukan perubahan. Menyesuaikan dengan perubahan zaman yang begitu dinamis, begitu cepat. Lomba sebagai media kreativitas untuk ajang menunjukkan totalitas,” tuturnya kepada RADARSEMARANG.COM pada Sabtu (16/11).
Menurutnya, tantangan ke depan yang dihadapi guru tidaklah mudah. Seperti regulasi pendidikan. Guru dituntut harus lebih inovatif dan kreatif menyesuaikan zaman. Beragam kondisi, kurikulum, dan iklim yang berbeda harus dikelola dengan sebaik-baiknya. Melalui lomba dan workshop, ia berharap guru bisa menjawab tantangan tersebut.
“Kurikulum harus menyesuaikan abad 21. Jangan sampai ada guru yang masih menganut sistem abad 20 apalagi sistem kurikulum abad 19. Guru harus mahir memanfaatkan teknologi sebagai sarana pembelajaran yang mengarah ke pendidikan karakter,” jelas ketua JSIT yang membawahi 496 sekolah Islam Terpadu tersebut.
Humas JSIT menambahkan acara ini sebagai perhelatan guru dan kepala sekolah dalam nenunjukkan kreativitasnya.
“Bagaimana guru dan kepala sekolah lebih berkualitas. Mereka nantinya bisa berfikir keras, melalui suatu gebrakan dan terobosan. Dampaknya, segala inovasi tidak akan stagnan dan tidak akan cepat puas untuk mencoba hal-hal baru,” papar guru kelas 5 SD Islam Terpadu Harapan Bunda tersebut. (cr2-sct/zal)