RADARSEMARANG.COM, Penegasan ini dikemukakan Wakil Ketua DPD REI Jateng Andi Kurniawan saat penutupan pameran Property Expo ke-7 di Mal Ciputra, Selasa (22/10) kemarin. Kuota kredit rumah bersubsidi ini menjadi dilema, mengingat ada sekitar 350 stok rumah bersubsidi tidak bisa diakadkreditkan.
Soal berapa jumlah konsumen yang sampai saat ini belum bisa melakukan akad kredit, Andi belum bisa menjelaskan secara rinci. Untuk menghitungnya, masih harus dilakukan pendataan lebih dulu dari para pengembang. Sementara ini, belum ada laporan dari pengembang.
Hal senada dikemukakan Ketua Panitia Property Expo, Dibya K Hidayat. Menurutnya, jika pengembang tidak mengambil kredit konstruksi ke bank tersebut, maka konsumennya tidak bisa RADARSEMARANG.COM, melakukan akad kredit.
“Padahal konsumen tidak tahu, pengembang tempat membeli rumah itu memiliki kredit konstruksi ke bank yang diinginkan untuk akad kredit atau tidak. Akibatnya banyak konsumen yang hingga kini tidak bisa melakukan akad kredit,” tegas Dibya.
Adanya kendala tersebut, imbuh Andi, DPD REI Jateng sudah meminta pemerintah untuk memberikan kuota kredit rumah bersubsidi. Namun permintaan tersebut belum mendapat respon positif dari pemerintah maupun perbankan.
Sementara itu, penjualan rumah pada pameran ke-7 yang ditargetkan bisa menjual 40-50 unit atau sekitar Rp 60 miliar, hingga hari terakhir hanya mampu menjual 20 unit dengan nilai Rp 13 miliar. Penjualan rumah ini mengalami penurunan drastis, akibat daya beli masyarakat yang rendah.
Menurut Dibya, kondisi ekonomi pascapelantikan Presiden RI sebenarnya cukup bagus. Namun untuk penjualan rumah, masih sangat lesu. Ini berimbas pada penjualan lainnya.
“REI sampai saat ini terus berupaya meningkatkan penjualan dengan melakukan inovasi-inovasi baru dengan model rumah beragam. Selain itu, berbagai promo menarik digelar untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Kami berharap di pameran berikutnya penjualan bisa meningkat,” tambahnya. (tya/ida)