RADARSEMARANG.COM, SEMARANG—Berdasar hasil riset kesehatan dasar 2017 terdapat 2,7 persen warga Indonesia yang bisa melakukan gosok gigi dengan baik dan benar. Data riset juga menyebutkan 59 persen mempunyai masalah gigi dan mulut. Namun hanya 10 persen yang berobat ke tempat penyelenggaraan layanan gigi dan mulut.
“Hasil riset tersebut menjadi suatu perhatian kita bersama. Di era yang semakin maju, masak gosok gigi secara baik dan benar tidak bisa,” kata Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Unissula drg. Suryono, SH., Ph.D, dalam acara Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2019 di FKG Unissula kemarin (17/10).
Untuk itu dalam rangka BKGN ini pihaknya mengundang murid-murid sekolah dasar untuk memberi edukasi bagaimana cara menggosok gigi yang baik dan benar. Harapannya dapat mengurangi risiko gigi berlubang yang salah satunya disebabkan salah cara menggosok gigi.
“Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini, ada 1.000 pasien yang menjadi target untuk pemeriksaan sampai dengan pengobatan gigi secara gratis,” tambahnya.
Dalam kegiatan BKGN ini, FKG bekerja sama dengan PT Unilever serta didukung oleh Asosiasi Fakultas Kedokteran gigi Indonesia (AFDOGI) dan PDGI wilayah Semarang. BKGN ini sifatnya nasional dan dilakukan selama tiga bulan ini.
Harapan ke depan, warga Indonesia bebas dari penyakit gigi dan mulut mengingat orang berpikir cuma sederhana penyakit gigi dan mulut. “Padahal kalau kita kaji lebih mendalam rongga mulut itu merupakan pintu masuk cerminan kesehatan tubuh secara keseluruhan,” tandasnya.
Salah seorang pasien, Afra Naila Arkarna, 24, mengaku terbantu dengan kegiatan ini. Terkait dengan adanya BKGN dirinya memeriksakan giginya karena ada gigi yang berlubang sehingga ketika untuk makan terasa sakit sehingga perlu ditambal. (hid/zal)