32.4 C
Semarang
Saturday, 21 June 2025

Tol Semarang–Demak Dibangun 2020    

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, JAKARTA–Jalan Tol Semarang–Demak sepanjang 27 km akan segera dimulai pembangunan konstruksinya pada akhir 2020 dengan waktu pengerjaan tiga tahun. Rencananya pada 2024, keberadaan tol tersebut sudah bisa digunakan.

Hal tersebut disampaikan Ketua Komisi D DPRD Jateng Alwin Basri usai melakukan konsultasi mengenai pembangunan Jalan Tol Semarang–Demak ke Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia, Selasa (15/10).

“Secara kontruksi, jalan bebas hambatan ini bakal dilewati 16 ribu kendaraan di tahun pertama, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan berat dan bus,” kata Doktor Administrasi Publik Universitas Diponegoro (Undip).

Diakuinya, pihaknya sengaja meminta percepatan pembangunan, agar tahun 2020 dilakukan pemasangan tiang pancang (ground breaking). Dilanjutkan pembangunannya sehingga bisa selesai sesuai dengan perencanaan.

“Kami berharap, pembangunan jalan tol tersebut bisa mengatasi persoalan rob, kemacetan, serta mobilitas warga di Jalan Raya Semarang-Demak,” ungkap anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jateng ini.

Menurutnya, selama ini masyarakat sudah jenuh dengan kondisi tersebut. Maka, pembangunan tol tersebut sangat ditunggu dan diharapkan oleh masyarakat. “Pembebasan lahan juga perlu diselesaikan sejak awal, sehingga tidak menghambat pembangunan, seperti pembangunan jalan tol sebelumnya,” ungkapnya.

Dia menambahkan, proyek yang akan menghabiskan biaya Rp 12,24 triliun itu akan dibangun oleh dua pihak. Fase pertama Semarang-Sayung sejauh 10,69 km dengan membuat tanggul dan jalan tol. Kemudian fase II Sayung-Demak sepanjang 16,31 km dibangun oleh Badan Usaha Jalan Tol dengan masa konsesi 35 tahun.

Dalam acara konsultasi tersebut, Kasubit Pelaksana dan Pengendalian Direktorat Jalan Bebas Hambatan dan Perkotaan Kementerian PUPR RI Hardy Pangihutan Siahaan mengharapkan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan dewan. Mengingat dalam pembangunannya nanti tidak hanya masalah teknis, tapi ada masalah sosial lingkungan dan sebagainya.

“Ini berdekatan dengan Kota Semarang. Selain itu, lokasinya sudah tumbuh dan penduduknya sudah lebih banyak, tentu harga tanahnya lebih mahal daripada yang dari Sayung ke Demak. Selain itu, tata guna lahan juga perlu disinkronkan dengan payung hukum yang ada,” jelasnya. (*/ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya