RADARSEMARANG.COM, PERJUANGAN karir dunia politik penuh lika-liku. Itulah yang dirasakan Wakil Ketua DPRD Kendal, Drs. H. Akhmat Suyuti, S.H., M.H. Empat periode duduk sebagai anggota DPRD.
Kendal secara berturut-turut menjadikan Suyuti (panggilan akrabnya) memiliki banyak pengalaman dalam karirnya di politik, sebelum sekarang menjadi Wakil Pimpinan Dewan (Pinwan) DPRD Kendal, di Periode pertama (2004-2009) Pria Kelahiran Kendal, 05 September 1966 ini pernah menduduki jabatan Ketua DPRD Kendal. Malah, yang lebih mengejutkan lagi, Suyuti pernah dihadapkan pilihan dilema antara karir politik atau karir sebagai pegawai negeri sipil (PNS).
Pria yang saat ini didapuk sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan itu mengaku, sebelum terjun di dunia politik ia adalah seorang guru untuk mata pelajaran Geografi di SMA N 1 Kendal. “Sebelum jadi anggota dewan, saya dulu adalah guru honorer di SMA N 1 Kendal,” katanya.
Meski sebagai guru, namun ia sudah aktif sebagai kader PDI sejak masih kuliah di IKIP Veteran Semarang pada 1992. Begitu lulus kuliah, sesuai dengan ilmu yang didapatnya dalam ilmu kependidikan, Suyuti mengajar sebagai guru honorer di SMA N 1 Kendal. “Kemudian di tahun 2002, saya resmi diangkat sebagai PNS. Meski menjadi seorang guru namun saya tetap aktif berpolitik. Saat itu saya menjabat sebagai Ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Gemuh,” tuturnya.
Hingga akhirnya di 2004 ada pencalonan anggota legislatif, saat itulah ia dihadapkan pada pilihan yang sulit dalam hidupnya. Sebab harus memilih karirnya sebagai PNS yakni guru sekolah atau politik. “Harus pilih salah satu, jika politik maka saya harus mundur dari PNS,” akunya.
Bahkan istrinya, saat memberikan nasihat agar ia tidak perlu melanjutkan karir politik di PDI Perjuangan. “Istri saya bilang, sudah tidak usah neko-neko, lanjutkan saja PNS,” kenangnya.
Nasihat itu lantaran untuk diangkat menjadi PNS tentu bukanlah hal mudah. Harus melalui serangkaian pengabdian yang lama baru bisa diangkat menjadi PNS. Tapi saat itu Suyuti berpikir jika hanya menjadi guru, maka ia merasa kurang bisa memberikan manfaat lebih untuk mewarnai kebijakan di Kendal. “Akhirnya saya nekat, tetap mencalonkan diri sebagai anggota legislatif 2004 dan mengundurkan diri dari PNS. Istri saya berikan pemahaman jika untuk kebutuhan makan saja ada jalan. Tapi untungnyya saat itu bisa terpilih sebagai anggota dewan,” paparnya.
Meski sudah menjadi anggota dewan selama empat periode. Suyuti mengaku ada beberapa waktu merindukan suasana sekolah. Yakni mengajar, ketemu rekan-rekan guru dan berpapasan dengan para siswa. “Saya kadang kepikiran mugkin enak jadi guru, sore sudah pulang dan malam bisa istriharat dan kumpul keluarga,” akunya.
Namun nasi sudah menjadi bubur, Suyuti kini hanya harus tetap fokus di karir politiknya. Sebab PNS tak mungkin ia dapatkan lagi. Namun ia merasakan menjadi anggota legislatif bisa lebih mewarnai. “Terutama bisa mengusung aspirasi dari masyarkat Kendal,” akunya.
Meskipun terkadang aspirasi masyarakat tidak bisa berjalan mulus karena dalam pembahasan DPRD Kendal ada skala prioritas aspirasi warga. “Saya sering ditegur dan dimarahi kader atau konstituen karena aspirasi yang tidak terlaksana. Tapi bagi saya itu hal biasa. Kalau tidak bisa sekarang ya tahun depan bisa diusulkan lagi. Begitu saya sampaikan ke konstituen saya,” akunya.
Empat kali menjadi anggota DPRD Kendal, Suyuti mengaku sudah memiliki basis massa sendiri yang memang solid. Ia mengaku selalu konsisten menjaga komunikasi dengan konstituen atau timnya. “Baik itu melalui Reses Dewan, pertemuan rutin ataupun ngopi bareng. Bahkan sampai sekarang saya masih aktif mengunjungi konstituen. Atau menggelar acara kumpul bareng dengan konstituen, tidak formal hanya sekedar makan atau ngopi bareng,” tandasnya.
Harapannya, ia yang dipercaya sebagai Pimpinan DPRD Kendal saat ini sekaligus Ketua DPC PDI Perjuangan bisa membawa nama baik PDI Perjuangan dan membangun Kendal lebih baik lagi. (adv/bud/ton)