30 C
Semarang
Monday, 5 May 2025

Bisa Maksimal Mewakili Rakyat

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, LINTAS alias berganti-ganti Partai Politik (parpol) adalah hal biasa dalam berkarir politik. Itu pulalah yang dirasakan Wakil Ketua DPRD Kendal H Anurrochim, SIP, MM. Sebelum akhirnya bergabung di Partai Gerindra, pria kelahiran Kendal, 10 Desember 1974 ini pernah di PKB dan PDI Perjuangan.

Rochim (sapaan akrabnya), mengawali karir politiknya justru sebagai simpatian PKB. Hal itu lantaran ia lahir dari keluarga yang kental dengan kultur Nahdliyin. “Jadi pertama kali justru PKB saat mengusung Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Presiden RI. Sekitar tahun 1999,” katanya.

Dari pengalaman mengusung presiden itulah, kemudian ia mencalonkan diri sebagai Kepala Desa. Akhirnya terpilih sebagai Kades Jatipurwo, Kecamatan Rowosari periode 2001-2008. “Lalu dari simpatisan PKB, saya dari 2003-2008 sebagai masuk PDI Perjuangan dengan jabatan Ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Rowosari,” akunya.

Pada 2009-2011, Rochim memilih vakum dari karir politiknya. Ia memilih menekuni usahanya sebagai seorang pebisnis. “Kemudian 2012, saya putuskan untuk kembali menekuni karir politik. Tapi tidak di PDI Perjuangan melainkan di Partai Gerindra,” tuturnya.

Keputusannya untuk berganti-ganti partai karena ia merasa itu adalah hal biasa. Selain itu, di Partai Gerindra ia menemukan konsep pembelaan kepada rakyat yang lebih jelas. “Saat itu saya dipaksa untuk kembali berpolitik oleh tokoh-tokoh masyarakat untuk bisa lebih mengabdikan diri dan memperjuangkan hak-hak rakyat,” tandasnya.

Prinsip hidupnya adalah sebaik-baik manusia adalah yang lebih banyak memberikan manfaat bagi umat manusia lainnya. Makanya dengan meminta restu orang tua dan keluarga ia di Pileg 2014 mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. “Bagi saya ridho orang tua adalah ridho Tuhan. Alhamdulillah, 2014 saya terpilih sebagai anggota legislatif. Saat itu langsung menjadi Ketua Fraksi DPRD Kendal (2014-2019),” jelasnya.

Saat menjadi anggota DPRD Kendal, ia merasa senang. Karena bisa membantu banyak masyarakat. terutama melalui aspirasi warga yang berkeluh-kesah padanya. “Bisa dekat dengan masyarakat yang membutuhkan bantuan, bisa lebih dekat juga dengan para golongan dhuafa terutama fakir miskin,” tandasnya.

Namun menjadi anggota dewan, juga ada tidak enaknya. Ia kerap kali mendapatkan protes dari istri dan anak-anaknya. Sebab waktunya harus lebih banyak bersama masyarakat dan partai ketimbang keluarga.

“Bahkan anak saya yang pertama, Pileg (April 2019) kemarin meminta saya untuk tidak usah mencalonkan lagi. Tapi saya berikan pemahaman bahwa bekerja menjadi wakil rakyat memang sudah risiko waktunya harus mengedepankan kepentingan rakyat,” tuturnya.

Tuturnya lama-kelamaan anak dan istrinya memahami. Terpenting bagi mereka memang harus bisa membagi waktu bersama keluarga dengan waktu kerja. “Sepekan sekali atau dalam sebulan pasti saya selalu luangkan waktu untuk bersama keluarga. Liburan atau hanya nongkrong di rumah menemani anak-anak,” tuturnya.

Dengan terpilih sebagai Wakil Ketua DPRD Kendal, ia mengaku akan berusaha lebih keras lagi untuk bisa memberikan yang terbaik guna membangun Kendal. “Bisa lebih maksimal mewakili rakyat, sehingga ke depan bisa mewakili lagi,” harapnya. (adv/bud/ton)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya