RADARSEMARANG.COM – Pandemi membuat sebagian besar orang tua berat melepas anak untuk keluar rumah. Apalagi untuk kegiatan bersosial. Sebab, kekhawatiran anak tertular virus korona sangat tinggi, mengingat mereka sangat aktif dan sulit untuk bisa membatasi ruang geraknya.
Tak dipungkiri, berdiam diri di rumah membuat anak bosan. Tak ada teman bermain, sementara kebiasaan menjalankan protokol kesehatan belum sepenuhnya bisa ditaati.
Selama hampir empat bulan, anak tidak sekolah. Santri pun dipulangkan untuk mengantisipasi tertularnya Covid-19. Memasuki ajaran baru 2020-2021, sebagian pondok pesantren sudah mengizinkan santrinya untuk kembali. Untuk itu, orang tua tentu harus kembali melepas anaknya untuk melanjutkan pendidikan.
Meski banyak orang tua yang khawatir, namun tidak bagi Mochtas Ansori, 43, warga Kelurahan Mangunjiwan, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak yang dengan legowo mengantarkan anaknya ke Ponpes Darurrohman Kudus.
Ia mengaku sama sekali tidak khawatir meskipun masih dalam kondisi pandemi Covid-19. Sepenuhnya ia menyerahkan anaknya kepada pengasuh pondok.
“Saya pribadi tidak pesimis atau takut. Saya selaku orang tua senang karena semakin lama anak di rumah semakin pembodohan. Sebab cuma main, main, dan main,” ujarnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Keinginan untuk kembali ke pondok juga sudah lama diidamkan oleh anaknya, Muhammad Aska Ali Ansori, 12. Karena terlalu lama di rumah, jenuh, sehingga semangat anak untuk berangkat sangat besar. Di sana, anak terbiasa kumpul dengan teman sehingga kerasan. Berbeda ketika di rumah. “Andaikan dibolehkan sudah berangkat kemarin-kemarin,” imbuhnya.
Bagaimanapun di pondok pesantren nanti, Mochtas yakin anaknya bisa menjalankan protokol kesehatan. Meski begitu, ia tak lupa untuk membawakan obat-obatan dan vitamin agar imun tubuhnya tetap terjaga. “Ketika sudah dititipkan ke pak kiai yakin dan biasa saja,” tegasnya. (ifa/lis/bas)
