Kedua, Konstruktivisme. Konstruktivisme menganggap bahwa pengetahuan bukanlah suatu entitas yang ditemukan secara objektif, melainkan dibangun oleh individu melalui proses konstruksi aktif berdasarkan pengalaman dan persepsi mereka. Dalam pembelajaran IPA yang berbasis konstruktivisme, siswa dipandang sebagai konstruktor pengetahuan mereka sendiri melalui eksplorasi, refleksi, dan pembangunan konsep-konsep baru.
Contoh penerapannya meliputi proyek penelitian yang melibatkan siswa dalam pengumpulan dan analisis data, pembelajaran berbasis masalah di mana siswa menemukan solusi sendiri, atau diskusi kelompok yang merangsang pertukaran ide dan pemikiran kolaboratif.
Ketiga, Realisme Ilmiah. Realisme ilmiah berpendapat bahwa pengetahuan ilmiah mencerminkan dunia nyata dan ada di luar pemikiran atau interpretasi manusia. Pandangan ini menekankan pada objektivitas pengetahuan ilmiah yang dapat diuji dan diverifikasi secara independen.
Dalam pembelajaran IPA yang berbasis realisme ilmiah, fokus diberikan pada pemahaman siswa tentang fenomena alam, hukum-hukum ilmiah, dan hubungan sebab-akibat. Contoh penerapannya termasuk eksplorasi fenomena alam melalui observasi dan percobaan, pembelajaran konsep melalui penelitian dan pembacaan yang akurat, atau penggunaan model dan simulasi untuk memahami fenomena yang kompleks.
Penting untuk dicatat bahwa pendekatan pembelajaran IPA dapat menggabungkan berbagai pandangan epistemologi sains. Pendekatan yang holistik dan seimbang seringkali memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih kaya dan mendalam bagi siswa, memungkinkan mereka untuk mengembangkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang ilmu pengetahuan dan proses ilmiah. (*/bas)
Mahasiswa Program Pasca Sarjana (S2) Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta 2023