Oleh : Aulia Rahani
RADARSEMARANG.COM – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 sukses besar. Indonesia sebagai presidensi G20 yang ke-17 menorehkan catatan baik di mata negara sahabat. Mandat menjadi presidensi tersebut diemban selama satu tahun yaitu dimulai dari 1 Desember tahun lalu hingga KTT G20 pada bulan November tahun ini. Nusa Dua, Bali menjadi tempat dilangsungkannya KTT G20 pada tanggal 15-16 November 2022.
G20 merupakan kegiatan kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa. Sejak resmi menjadi presidensi perhelatan ini, Indonesia mulai menggelar kegiatan berupa pertemuan awal G20. Kegiatan G20 dilaksanakan secara tatap muka. Beberapa kota di Indonesia menjadi tempat dilangsungkannya kegiatan tersebut, hingga sampai pada kegiatan puncak yang diselenggarakan di Bali.
Hal ini sangat berbeda dengan perhelatan tahun sebelumnya yang sebagian besar kegiatannya dilaksanakan jarak jauh. Kegiatan puncak G20 dihadiri oleh delegasi dari beberapa negara.
Perhelatan G20 dihadiri 17 kepala negara yang terdiri dari 16 kepala negara anggota G20 dan delegasi Uni Eropa. Dua hari sebelum forum berlangsung, 986 delegasi telah mendarat di Bali. Presiden Joko Widodo menyambut langsung para delegasi G20. Tidak hanya menyambut, Presiden Jokowi juga memberikan pidato di depan para delegasi sebagai pembukaan kegiatan G20. Di akhir acara, Presiden Joko Widodo mendapat apresiasi dari delegasi yang hadir karena dianggap sukses menyelenggarakan G20.
KTT G20 telah sukses diselenggarakan di tengah situasi krisis global yang menjadi kekhawatiran banyak negara. Perhelatan G20 diangggap sukses karena mencegah persoalan Rusia dan Ukraina yang menjadi penghambat dalam sejumlah diskusi dan pembahasan di setiap forum. Presiden Jokowi telah sukses dalam mengemban tugasnya meskipun di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina yang menyebabkan krisis dunia.
G20 adalah forum yang membahas tentang perekonomian dunia dan isu-isu yang terkait di dalamnya. Indonesia yang terpilih sebagai Presidensi G20 merupakan langkah strategis dalam memulihkan perekonomian. Presidensi G20 Indonesia mengangkat tema “Recover Together, Recover Stronger”, yang memiliki makna tercipta pertumbuhan perekonomi yang inklusif, people centered, serta ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Hasil pertemuan para kepala negara tersebut berdampak bagi perekonomian Indonesia yaitu dengan kontribusi PDB Indonesia. Dari G20 diketahui bahwa sektor perekonomian mengalami peningkatan pada konsumsi domestik hingga Rp 1,7 triliun. Peningkatan-peningkatan yang terjadi pada sektor perekonomian juga mendorong tingkat investasi di Indonesia.
Menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal, Indonesia meraup komitmen investasi sekitar US$8 miliar. Korea Selatan, China, dan beberapa negara Eropa merupakan negara yang telah menandatangani komitmen investasi tersebut. Selain US$8 miliar tersebut, masih ada US$10 miliar komitmen investasi yang belum resmi. Akan tetapi, Menteri Investasi sudah memastikan bahwa ada kesepakatan mengenai komitemen investasi tersebut. Tidak hanya investasi yang meningkat, tetapi sektor pariwisata juga terdampak atas forum tersebut.
Perhelatan G20 mendongkrak pemulihan sektor pariwisata Bali setelah 2 tahun dikarenakan adanya pandemi Covid-19. Pertemuan akbar ini menjadi sarana untuk memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia di kancah dunia, sehingga turut menggerakkan perekonomian Indonesia.
Pariwisata yang berangsur pulih juga berdampak pada sektor UMKM seperti produksi cendera mata, kuliner khas daerah, dan lain sebagainya. Selain sektor pariwisata meningkat, G20 juga mengembalikan citra Bali sebagai sebagai destinasi wisata yang layak dan aman untuk dikunjungi. (*/lis)
Mahasiswi Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Tidar