27 C
Semarang
Tuesday, 17 June 2025

Strategi Humas dalam Menjaga Validitas Informasi

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, PERKEMBANGAN teknologi di bidang telekomunikasi dan teknologi informasi begitu pesat. Perubahan juga dapat diamati pada migrasi saluran informasi dari yang sebelumnya koran, radio dan televisi, saat ini peran tersebut diambil alih oleh gawai cerdas yang mampu mengakses media sosial dan situs media daring dengan cepat dan praktis.

Perubahan yang tidak dapat dielakkan ini juga dapat membawa akses negatif, misalnya saja kecepatan tersalurkannya informasi menyebabkan berkurangnya efektivitas filter informasi, yang pada akhirnya dapat menyebabkan maraknya penyebaran berita palsu (fake news) atau tidak benar (hoax). Dalam atmosfer dunia komunikasi dimana arus informasi membanjir deras, humas harus mempunyai strategi terkait dengan permasalahan ini sehingga tetap menjadi pelaku dunia komunikasi yang baik dan bertanggung jawab.

Bidang kehumasan diharapkan dapat selalu menjaga validitas kebenaran informasi dimana hoax dan fake news menjamur belakangan ini yang dilatarbelakangi oleh akses gawai yang relatif mudah, murah dan sudah merata di semua kalangan. Banyaknya penggunaan gawai ini mendukung transfer informasi secara cepat melalui media sosial.

Transfer yang cepat ini lemah dalam hal validitas kebenarannya sehingga bidang kehumasan harus jeli terhadap berbagai berita ataupun informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat. Humas harus dapat mengklarifikasi kebenaran suatu berita atau informasi dengan cepat pula.

Dengan menjaga validitas informasi, hal ini berarti humas telah menjaga integritas dan menjaga kepercayaan masyarakat. Humas selalu transparan, hati-hati dengan komunikasi karena kredibilitas humas juga dipertaruhkan untuk itu dan eksistensi bidang kehumasan akan dapat terpelihara dengan baik apabila humas mampu menjaga validitas informasi. Validitas informasi dapat dijaga dengan proses yang dinamakan ‘Right and Clear’. Validitas informasi juga dapat dijaga melalui proses check & recheck yang berlapis.

Dengan demikian bidang kehumasan dapat memberikan pelayanan, menyebarluaskan pesan-pesan dan informasi mengenai kebijaksanaan, hingga mampu mensosialisasikan program maupun kegiatan instansi kepada masyarakat. Humas sebagai salah satu elemen yang menentukan kelangsungan suatu instansi secara positif. Apalagi arti penting humas sebagai sumber informasi terpercaya kian terasa pada era globalisasi dan banjir informasi seperti sekarang ini.

Seiring perkembangan arus reformasi birokrasi dan era keterbukaan informasi publik, peran bidang kehumasan semakin signifikan dan strategis. Sebagai komunikator publik, bidang kehumasan harus dapat mengamankan kebijakan instansi, memberikan pelayanan dan menyebarluaskan pesan atau informasi kepada masyarakat tentang kebijakan dan program kerja instansinya. Humas bukan hanya sekedar menyiapkan tempat acara peliputan dan mendampingi pimpinannya kemana pergi saja, namun bidang kehumasan dituntut mampu melakukan penyebaran informasi dalam pelayanan public secara optimal.

Sebagaimana diketahui bersama bahwa bidang kehumasan memiliki kedudukan sebagai penilai sikap masyarakat atau publik agar tercipta keserasian antara masyarakat dan kebijaksanaan instansi. Karena mulai dari aktivitas, program humas, tujuan (goal) dan hingga sasaran (target) yang hendak dicapai oleh instansi tersebut tidak terlepas dari dukungan, serta kepercayaan citra positif dari pihak publiknya. Dan hal ini tidak secara instan terjadi namun melalui sebuah proses sehingga bidang kehumasan diakui keberadaanya oleh masyarakat dan pada akhirnya masyarakat akan selalu mendukung dengan sepenuh hati setiap program kerja kehumasan.

Strategi humas lainnya dalam menjaga validitas sebuah informasi juga dengan terus menjalin hubungan baik dengan semua pihak. Humas selalu proaktif dalam menjembatani kepentingan instansi, dan menampung aspirasi serta memperhatikan keinginan-keinginan publiknya di lain pihak, dan berperan menciptakan iklim yang kondusif dalam pembangunan nasional, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Dengan adanya hubungan baik dengan berbagai pihak akan lebih mempermudah bidang kehumasan dalam menjaga validitas informasi karena pihak-pihak terkait juga akan bersinergi dalam membantu humas dengan memberikan informasi yang akurat, dan kebenarannya tidak diragukan lagi.

Bidang kehumasan dalam menyelenggarakan komunikasi timbal balik dua arah (reciprocal two way traffic communication) antara instansi yang diwakilinya dengan publik sebagai sasaran (target audience) dapat menentukan sukses atau tidaknya tujuan dan citra yang hendak dicapai oleh instansi bersangkutan. Bidang kehumasan dapat juga bertindak sebagai tanda bahaya (early warning system) yang berfungsi mendukung atau membantu pihak manajemen organisasi berjaga-jaga menghadapi kemungkinan buruk sebagai langkah antisipasi.

Validitas informasi harus selalu dijaga dengan baik oleh bidang kehumasan sehingga humas mampu menanamkan keyakinan dan kepercayaan, serta mengajak masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk melaksanakan program atau kegiatan instansi dengan sepenuhnya sehingga membawa hasil atau dampak yang memuaskan untuk semua pihak. (*)

Humas Kementerian Agama Salatiga


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya