Oleh: Agung Riyadi, SST
RADARSEMARANG.COM – Pengembangan karier merupakan suatu keniscayaan bagi perjalanan pekerjaan seseorang dalam sebuah organisasi. Sebab, hampir semua manusia ingin kariernya
berkembang, ingin mengalami peningkatan dan merasakan kemajuan dengan kondisi yang lebih baik dalam berkarier. Sebaliknya, hampir tidak ada manusia yang ingin mengalami kemunduran dari karier terbaiknya apalagi kalau sampai terhenti.
Pengembangan karier merupakan hal yang tidak boleh diabaikan, mengabaikan pengembangan karier sama saja dengan mengabaikan perkembangan lembaga. Ketika karier sumberdaya daya manusia dalam sebuah organisasi tidak berkembang, berarti ada permasalahan serius yang perlu diperhatikan di dalam organisasi tersebut. Boleh jadi permasalahan tersebut berasal dari individu yang
bersangkutan atau dari pihak lembaga. Oleh karena itu pihak pimpinan harus menjadikan pengembangan karier sebagai salah satu perhatian serius demi kepentingan dan kemajuan Bersama.
Sinambela (2016:260)mengatakan bahwa bagi pegawai/karyawan pengembangan
karier sangat mereka harapkan karena bermanfaat untuk memotivasi mereka dalam bekerja dengan baik. Sedangkan menurut Bernadin dan Russel (2013) manfaat pengembangan karier dapat meningkatkan kepuasan karier pegawai dan meningkatkan efektivitas organisasi.
- Meningkatkan kemampuan karyawan. Dengan pengembangan karier melalui pendidikan dan pelatihan, akan lebih meningkatkan kemampuan
intelektual dan keterampilan karyawan yang dapat disumbangkan pada organisasi.
- Meningkatkan suplai karyawan yang berkemampuan. Jumlah karyawan yang lebih tinggi kemampuannya dari sebelumnya akan menjadi bertambah sehingga
memudahkan pihak pimpinan(manajemen) untuk menempatkan karyawan dalam pekerjaan yang lebih tepat. Dengan demikian, suplai karyawan yang berkemampuan bertambah dan jelas akan menguntungkan organisasi
Samsudin Sinambela (2016) menjelaskan bahwa tahap pengembangan itu terbagi kepada empat fase, yaitu:
- Fase Awal. Atau sering disebut dengan karier awal adalah fase yang menekankan pada perhatian untuk memperoleh jaminan terpenuhinya kebutuhan dalam tahun awal pekerjaan.
- Fase Lanjutan. Yaitu fase pertimbangan jaminan keamanan sudah mulai berkurang, akan tetapi masih lebih menitikberatkan pada pencapaian, harga diri dan pembebasan.
- Fase Mempertahankan. Fase mempertahanakan, yaitu fase di mana individu mempertahankan pencapaian keuntungan atau manfaat yang telah dicapainya sebagai hasil pekerjaan pada masa yang lampau.
- Fase Pensiun. Fase pensiun, yakni individu telah melampaui suatu karier yang diharapkan dan akan berpindah ke karier yang lain sepanjang masih memiliki tenaga dan kemampuan.
Mayoritas calon pensiunan sebelumnya tidak pernah punya usaha, belum ada skill dagang atau memproduksi produk tertentu, walaupun bisa belajar, resikonya tetap besar. Mereka juga memiliki resiko Kesehatan yang tinggi karena sudah tidak pada usia produktif lagi.
Banyak perusahaan yang memberi workshop memulai usaha untuk para calon pensiunan, yang dimana para mantan karyawan ini puluhan tahun hidup sangat nyaman pada jobdesknya selama ini tanpa ada keahlian lain.
Apabila menginginkan memulai usaha sejak pensiun dan sebelumnya tidak ada pengalaman bisa dilakukan dalam skala dan modal kecil terlebih dahulu agar tidak menjadi konsumtif di usia pensiun dan mempunyai kegiatan produktif.
Beberapa Saran atau tips yang bisa dilakukan untuk persiapan memasuki Fase Pensiun.
a. Mempunyai kebiasaan keuangan yang baik sejak dini karena pasti akan membantu agar tak terjebak pada keputusan keuangan yang dapat membuat menyesal.
b. Memahami Prioritas karena tidak semua hal harus dibeli dan tidak semua tawaran hutang harus diterima. Selalu bijak dalam membuat keputusan terutama tentang hutang.
- Punya niat Bebas hutang saat memasuki fase pensiun, karena pada masa tua akan lebih tenang tanpa harus terbebani cicilan hutang tiap bulan. Walaupun utangnya dipotong gaji, dapat gaji utuh tanpa potongan itu lebih baik.
- Mulai berlatih untuk menurunkan gaya hidup Ketika memasuki fase pensiun, Karena Gaji saat pensiun sudah pasti lebih sedikit dari Gaji saat masih menjadi karyawan.
e. Hindar berpikir anak akan membantu membiayai kehidupan Ketika orang tua sudah memasuki fase pensiun, karena bagaimanapun anak akan hidup dengan masalahnya sendiri.
f. Membuat usaha kecil kecilan sesuai dengan bakat dan minat agar mengisi kekosongan waktu sekaligus menjadi tambahan pendapatan selama memasuki usia pensiun. (*/bas)
Mahasiswa Magister Manajemen Unissula Angkatan 74