RADARSEMARANG.COM, DI era globalisasi seperti sekarang ini memberikan dampak baik dan buruk bagi suatu negara. Dampak baik bisa dirasakan kesempatan kerjasama dengan negara–negara lain terbuka seluas-luasnya. Dampak buruknya bisa dirasakan ketidak siapan bersaing dengan negara lain, dikarenakan Sumeber Daya Manusia (SDM) yang lemah.
Permasalahan utama Sumber Daya Manusia (SDM) di negara kita terlihat pada mutu pendidikan. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan besarnya jumlah pengangguran yang banyak didominasi dari lulusan SMA atau SMK. Lulusan SMK hakikatnya bisa terserap ke dunia kerja. Apalagi lulusan SMK telah dibekali pendidikan keilmuan yang kurikulumnya berorientasi lulusan siap kerja.
Namun tantangan bagi lulusan SMK saat ini, antara lain masih lemahnya kerja sama/sinergitas antara SMK dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), keterbatasan kualitas dan kuantitas peralatan, rendahnya biaya praktik, dan lingkungan belajar yang belum sesuai dengan lingkungan DUDI. Tantangan lainnya yang dihadapi SMK adalah menghadapi keterbukaan ekonomi, sosial, dan budaya antarnegara secara global. Lulusan SMK harus memiliki daya saing dengan lulusan sekolah sederajat dari negara–negara lain dalam memperebutkan lapangan kerja. Ini semua bisa dihadapi dengan melakukan pembenahan dan perbaikan pada sektor pendidikan.
Baru-baru ini Program Studi (Prodi) Teknik Informatika Universitas Ngudi Waluyo (UNW) berkerja sama dengan SMK Hidayah Semarang menyelenggarakan program teaching factory. Program ini merupakan salah satu bentuk implementasi MoU antara Prodi Teknik Informatika UNW dengan Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) SMK Hidayah Semarang. Kegiatan tersebut dibuka oleh Kepala SMK Hidayah Semarang Fitri Mudawamah SI S.Pd dengan Ketua Prodi Teknik Informatika UNW Sri Mujiyono S.Kom M.Kom.
Pelaksanaan model pembelajaran teaching factory di SMK Hidayah Semarang didampingi oleh staf pengajar dari Prodi Teknik Informatika UNW yang nantinya membimbing para siswa SMK. Termasuk memberikan pembekalan ilmu dalam bidang jaringan komputer. Harapannya nanti ada suatu bentuk luaran atau output produk, salah satunya adalah Jaringan RT RW Net. Produk yang dihasilkan ini bisa diaplikasikan minimal di kalangan internal sekolah. Pembelajaran tersebut dilaksanakan setiap hari Sabtu selama satu tahun.
Teaching factory merupakan konsep pembelajaran dalam ruang lingkup sesungguhnya, sehingga dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara lulusan yang dibutuhkan dunia industri. Penerapan teknologi pembelajaran yang inovatif dan berbasis praktik yang produktif adalah metode konsep pendidikan yang berorentasi pada pengelolaan siswa dalam pembelajaran. Supaya sejalan dengan kebutuhan dunia industri.
Kesenjangan tersebut terjadi antara sekolah dengan dunia kerja bisa diselesaikan dengan pemebelajaran teaching factory. Pembelajaran melalui teaching factory bertujuan untuk menumbuhkembangkan karakter dan etos kerja (disiplin, tanggung jawab, jujur, kerjasama, kepemimpinan, dan lain-lain) yang dibutuhkan DU/DI serta meningkatkan kualitas hasil pembelajaran dari sekedar membekali kompetensi. (unw/ida)
Kepala Program Studi Teknik Informatika Universitas Ngudi Waluyo Ungaran